Tahun 2030 Umat Islam akan Jumpa Ramadhan 2 Kali dalam Setahun. Oleh Yusron Ardi Darmawan MPd*. Kontributor PWMU.CO Yogyakarta.
PWMU.CO – Bulan suci Ramadhan adalah bulan ke sembilan dalam kalender hijriah. Pada bulan yang penuh rahmat dan ampunan ini, Allah SWT mewajibkan setiap umat muslim untuk berpuasa.
Umumnya, bulan baru Ramadhan akan hadir dalam 1 tahun sekali. Namun umat Islam pada tahun 2030 nantinya akan memulai bulan baru Ramadhan dua kali dalam setahun.
Hal ini berdasarkan perhitungan astronomis yang dilakukan oleh pakar dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) serta perhitungan hisab wujudul hilal yang dilakukan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Pada tahun 2030, ijtimak bulan Ramadhan 1451 Hijriah akan jatuh pada tanggal 4 Januari pukul 09.49.23 WIB dan ijtimak bulan Ramadhan 1452 Hijriah akan jatuh pada tanggal 25 Desember 2030 pukul 00.32.04 WIB.
Sehingga dengan kondisi tersebut, puasa Ramadhan 1451 H akan dimulai pada 5 Januari 2030 dan puasa Ramadhan 1452 H dimulai pada 26 Desember 2030. Kondisi ini terjadi karena umur perputaran bulan pada periode sinodis hanya 29,53 hari.
Dengan demikian, maka 1 tahun Hijriah rata-rata hanya 354,37 hari sedangkan 1 tahun Masehi rata-rata 365,24 hari. Kondisi tersebut menyebabkan tahun hijriah selalu maju 10,87 hari jika dibandingkan dengan tahun masehi yang saat ini menjadi penanggalan nasional di dunia.
Bulan Hijriyah Bergerak Lebih Pendek
Kesimpulan dari perhitungan tersebut adalah bulan Hijriah akan secara konsisten bergerak sekitar 11 hari lebih pendek dari tahun Matahari atau Hijriah.
Kondisi di mana dua kali awal Ramadhan dalam satu tahun masehi ini pernah terjadi pada tahun 1965 dan tahun 1997. Artinya, jika melihat pola tersebut, setiap 33 tahun sekali akan terjadi siklus dua kali awal Ramadhan dalam satu tahun.
Siklus awal Ramadhan ini diperoleh dari perhitungan 365,24 dibagi 10,87 hari. Ilmu hisab yang telah dikembangkan para ilmuan telah mampu menciptakan kalender.
Kalender diciptakan oleh manusia untuk bisa digunakan sebagai tolak ukur dan dasar penghitung waktu. Kita sebagai umat muslim yang bernaung di Persyarikatan Muhammadiyah harus bangga karena Muhammadiyah memilih hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal.
Kriteria ini dengan perhitungannya, telah terbukti lebih memberikan kepastian waktu jika dibandingankan dengan kriteria imkanur rukyat.
Semoga kita diberikan umur panjang oleh Allah SWT sehingga pada tahun 2030 nantinya dapat menyaksikan peristiwa langka yaitu terjadinya 2 kali awal Ramadhan dalam satu tahun. Aamiin (*)
*Penulis adalah Guru SMA Muhammadiyah 1 (SMA Muhi) Yogyakarta sekaligus Pengurus Majalah Kuntum PP IPM.
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni