Sekolah Bukan Laundry, Mengajar sesuai Minat untuk Mewujudkan 4E, Laporan Ayu Triria Puspita Devi, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik menyelenggarakan workshop guru TK/RA se-Kabupaten Gresik pada Selasa (22/3/2022).
Hadir sebagai pemateri Deden Hasan Musthofa Sya’ban atau lebih dikenal Kang Deden Gurame. Ia diundang SDMM dalam rangka menyemarakkan rangkain kegiatan Milad Ke-18 SDMM yang jatuh pada Sabtu, 1 April 2022.
Pada Workshop dengan tema Menjadi Guru yang Menggugah dan Mengubah ini dihadiri guru-guru perwakilan dari beberapa sekolah, di antaranya dari TK Aisiyah 1, Tk Aisiyah 36, TK Aisiyah 42, TK Aisiyah 6, TK Aisiyah 11, TK Aisiyah 41 Menganti, dan TK Islam Bhakti 4.
Ada juga TK Aisiyah Bambe, TK Aisiyah 31, TK Aisiyah 44 Cerme, TK Dharma Wanita Driyorejo, TK Aba 24 BP Wetan, Paud Islam Bakti 4, Kelompok Belajar Tunas Aisiyah Gresik, dan para guru SDMM yang bertugas menjadi panitia.
Kang Deden yang hadir secara virtual itu menyampaikan sebagian besar guru di sekolah terjebak dengan aspek kognitif atau prestasi akademik saja. Padahal, berdasarkan hirarki keterampilan berpikir dalam Taksonomi Bloom, aspek kognitif berada ditingkatan yang paling rendah.
Kang Deden mengungkapkan kebanyakan guru mengajar siswa di sekolah lebih mengutamakan kemampuan remembering (mengingat) dan accounting (menghitung) saja.
“Kemampuan mengingat atau menghafal itu yang dibangga-banggakakan tapi kurang memperhatikan kemampuan understanding (memahami), applying (menerapkan), analyzing(menganlisis), evaluating (mengevaluasi), dan creating (menciptakan),” terangnya
Makanya anak-anak kita banyak yang terjebak pada keterampilan berpikir tingkat rendah (lower order thinking skills/LOTS),” ungkapnya.
Akibatnya, lanjut Kang Deden, siswa memiliki kemampuan rendah dalam menganalisis sebuah ayat atau tafsiran. Mereka hanya menghafal. Mereka pintar dalam kemampuan kognitif atau akademik, tapi keterampilan sosialnya kurang.
Padahal, menurut Deden, saat ini justru anak-anak dihadapkan pada tantangan hidup berdampingan dengan masyarakat. Di mana anak-anak harus berusaha untuk dapat survivepada kondisi tertekan dan mengembangkan kreativitasnya demi kehidupan yang lebih baik lagi dimasa dewasa nanti.
Dia menceritakan bagaimana dirinya bersyukur dapat mengisi masa-masa sulit saat pandemi Covid-19 dengan aktivitas positif dan berkarya.
“Kemarin di awal masa pandemi Corona kita bisa merasakan bagaimana kita tertekan memikirkan usaha dan pekerjaan kita,” katanya
Alhamdulillah saat musim Corona kemarin, kreativitas banyak bermunculan. kita terus asah, bikin kuliah online, bisa berkarya membuat buku dan VCD. Hal ini terlatih dari kecil, saya mondok di pesantren. Jadi saya tidak stress karena biasa menghadapi kehidupan dibawah tekanan,” ceritanya.
Pada kesempatan itu, Kang Deden menyampaikan pembelajaran dengan pendekatan Quantum yang dinilai sejalan dengan pendekatan belajar anak. Dalam hal ini, yang terlibat dalam keberhasilan belajar siswa tidak hanya guru melainkan diperlukan juga peran orangtua, kondisi ruang belajar, dan media pembelajaran siswa.
Pendekatan belajar berdasarkan pada minat dan bakat siswa tentunya harus memperhatikan konten pembelajaran yang menarik bagi anak. Dengan demikian, dibutuhkan guru yang hebat yang mampu mengantarkan siswa meraih prestasinya dalam bidang sesuai minat mereka.
Baca sambungan di halaman 2: Konten Pembelajaran Anak Harus Menarik