PWMU.CO – Dalam berjuang, Muhammadiyah tidaklah netral. Persyarikatan yang didirikan KH Ahmad Dahlan ini memilih politik berpihak. Tapi, cara pemihakannya yang berbeda. Pemihakan Muhammadiyah pada kebenaran Ilahiyah.
Pernyataan itu disampaikan oleh Direktur The HQ Center H Nugraha Hadi Kusuma pada Kuliah Umum STIT Muhammadiyah Paciran Lamongan yang diadakan di Masjid TPI Nurul Huda, Jalan Mayjend Panjaitan XV/3 -5 Kota Malang, (26/1).
(Baca juga: Jika Anak Gendruwo Dibedah dalam Kuliah Umum STIT Muhammadiyah Lamongan)
“Cara yang diambil Muhammadiyah adalah berdasarkan nilai-nilai Islami. Kedekatan Muhammadiyah pada yang terpinggirkan dan dilemahkan oleh sistem. Bentuknya bisa pelayanan sosial yatim, pendidikan, kesehatan, dan kini pada bidang ekonomi,” kata dosen P2KK UMM ini.
“Coba lihat bedanya dengan yang lain. Adalah fakta internasional, bahwa salah satu agama dunia, mengambil dananya dari perjudian Macau. Lihat pula bagaimana Zionis mengendalikan ‘dana tembakau’ dengan menguasai semua perusahaan rokok dalam satu kendali. Maka politik Muhammadiyah adalah politik berpihak dan memihak kepada siapapun yang berada di jalan Allah,” kata Nug, panggilan akrabnya.
Nug juga menekankan strategisnya gerakan dan dakwah jamaah. “Untuk memenangkan pertarungan zaman, haruslah dengan jamaah. Menata shaf semua sektor kemasyarakatan yaitu ekonomi, budaya, ketahanan mental, dan soliditas, merupakan strategi terbaik. Selain itu diperlukan kejernihan gerak-langkah dalam dakwah jamaah sebagaimana pengalaman panjang Muhammadiyah dalam membangun negeri ini,” kata Nug.
(Baca juga: Islam Ideologis, Why Not?)
Nugraha menyimpulkan, Islam sebagai Ideologi telah melahirkan Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan. “Sedangkan pemahaman ketauhidan dan gerak jamaah melahirkan sistematika pemikiran utuh, yang mengedepankan amar makruf nahi munkar dalam tataran praksis kehidupan,” jelasnya.
Selain memberi materi, Nug juga menunjukkan foto-fota perjuangan Muhammadiyah dan Aisyiyah. Harapannya, akan mampu membangkitkan semangat ber-Muhammadiyah pada para dosen dan mahasiswa.
Di akhir acara Ketua STIT Muhamamdiyah Paciran Lamongan KH Hasan Rasyidi Lc MM menyampaikan rasa bahagianya atas berlangsungnya acara tersebut. “Pertemuan ini dapat menambah wawasan keilmuan bagi dosen dan mahasiswa semester 7 ini, sekaligus memberikan refreshing pemikiran sehingga ada transformasi ilmu,“ ungkapnya.
(Baca juga: Menyambut Milad di Bangkalan: Dari Madura Meneguhkan Muhammadiyah di Mata Dunia)
Sebanyak 35 mahasiswa dan 15 dosen STIT Muhammadiyah Paciran Lamongan mengadakan acara refreshing ke Kota Batu. Tapi momen itu dimanfaatkan juga dengan mengadakan kuliah tamu di markas The HQ Center, yang juga merupakan pusat kegiatan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Penanggungan Klojen Kota Malang.
Selain Nugraha yang memberikan materi “Ideopolitor’, tampil pula dr H Tantowi Djauhari Mkes dengan materi ‘Islam and Healty’. Usai mengikuti kuliah tamu, rombongan melanjutkan kunjungan ke Fakultas Agama Islam UMM dan berakhir di sebuah tempat wisata di Kota Batu. (Uzlifah)