Safari Ramadhan Perdana PDA Gresik Bicara Komitmen, liputan Ain Nurwindasari kontributor PWMU.CO Gresik
PWMU.CO – Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Gresik mengadakan kegiatan Safari Ramadhan ke beberapa cabang‘Aisyiyah di kabupaten Gresik selama Ramadhan 1443 H ini yang dijadwalkan mulai Ahad (3/4/22) sampai Ahad (24/4/22).
Kegiatan Safari Ramadhan ini mengusung tema Melalui Safari Ramadhan Menguatkan Gerakan, Meningkatkan Syiar Dakwah Menuju Aisyiyah Berkemajuan.
Safari Ramadhan yang dilaksanakan pada Ahad (03/03/2022) merupakan Safari Ramadhan perdana di tahun ini. Diadakan di Masjid Al-Ikhlas Desa Karangsemanding, Balongpanggang dengan diikuti Pimpinan Cabang dan Ranting Aisyiyah di daerah tersebut. Selain itu, pada hari yang sama juga dilaksanakan Safari Ramadhan oleh PDA Gresik di Aisyiyah Cabang Benjeng.
Dalam pengajian iftitahnya, wakil PDA Gresik Sri Wahyuni SAg MAg menyampaikan bahwa Safari Ramadhan kali ini berbeda dengan sebelumnya. Jika biasanya Safari Ramadhan hanya diisi oleh Majelis Tabligh dengan memberikan materi keislaman, kali ini sekaligus untuk konsolidasi daerah ke cabang.
“Ini Safari Ramadhan sekaligus konsolidasi. Bersama-sama mengingatkan tugas kepemimpinan kita,” jelasnya.
Komitmen Kuat
Sri Wahyuni mengingatkan para kader Aisyiyah cabang agar memiliki komitmen yang kuat dalam menjalankan program organisasi.
“Selama pandemi ini mungkin ada beberapa program yang tidak terlaksana. Namun kita di Aisyiyah harus mempunyai komitmen yang kuat untuk menjalankam program-program organisasi selama satu periode kemarin,” terangnya
Pada periode ini masa kepengurusan Aisyiyah ditambah dua tahun. Oleh karena itu Sri Wahyuni menyarankan agar Aisyiyah cabang bisa berbenah.
“Waktu dua tahun ini kesempatan untuk berbenah. Minimal metani, mana ya program yang belum jalan,” jelasnya.
Sifat Amanah
Sri Wahyuni mengingatkan peserta agar sebagai pemimpin hendaknya memiliki sifat amanah dalam menjalankan organisasi.
“Bentuk amanah yang paling sederhana, kita rajin membuka hasil Musyda, mMusycab, Musyran. Mari kita Sinau kembali program apa yang belum terlaksana. Kita buka job desk sebagai pimpinan. Misal dari ketua Majelis Dikdasmen, jangan sampai AUM di TK TK tidak ada yang ngurusi,” katanya.
Sri Wahyuni juga mengingatkan kader Aisyiyah agar dalam berorganisasi tetap berpegang teguh pada perannya sebagai golongan yang menyerukan dakwah sebagaimana pesan dalam Surat Ali Imran 104 yang menjadi dasar berorganisasi di Muhammadiyah.
“Kondisi saat ini akhlak masyarakat semakin tidak terkontrol, dan kita di Muhammadiyah tetap harus masuk sebagai segolongan orang yang menyerukan dakwah,” ungkapnya.
Bukan Sekadar Amanah
Sri Wahyuni lantas menekankan pentingnya menjadi pemimpin yang menggerakkan, bukan sekedar amanah.
“Semua pimpinan baik cabang maupun ranting harus bisa menggerakkan ummat.” Jelasnya.
Sri Wahyuni lantas memberi contoh kisah Abu Dzar Al-Ghifari yang merupakan orang yang sangat jujur dan dapat dipercaya, tapi Nabi tidak merekom Abi Dzar untuk menjadi pimpinan sebuah jabatan karena Abu Dzar terkenal Zuhud, tidak bisa menggerakkan umat.
“Kalau amanah banyak, tapi untuk bisa menggerakkan butuh kekuatan,” terangnya.
Pemimpin Amanah
Sri Wahyuni memberikan kiat untuk mencapai kepemimpinan yang amanah. Pertama, sering melakukan konsolidasi antarmajelis, antar PCA dan PRA. Kedua, pimpinan harus bisa menghidupkan ranting. Ketiga, pimpinan Aisyiyah hendaknya mendorong agar putra putrinya ikut terlibat dan masuk ke AMM.
“Mungkin dimintai tolong untuk dokumentasi, atau bagian konsumsi,” tuturnya.
Keempat, Aisyiyah di ranting-ranting hendaknya menghidupkan AMM di sekitarnya. “Mari bersama-sama berusaha bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Jangan sampai kita stagnan, jalan di tempat. Jangan berperilaku hanya berdasarkan kebiasaan yang telah lalu,” tandasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.