Formasi Shalat Tarawih yang Utama: 4-4-3, 2-2-2-2-2-1, atau? Oleh Ustadzah Ain Nurwindasari.
PWMU.CO – Tarawih (qiyamu Ramadhan) ialah shalat malam yang merupakan ibadah istimewa karena dikhususkan di bulan Ramadhan. Shalat ini memiliki keutamaan diampuni dosa yang telah lalu bagi orang yang melaksanakannya atas dasar keimanan dan mengharap ridha Allah.
Dalam pelaksanaannya, umat Islam berbeda pendapat mengenai jumlah rokaatnya. Ada yang melaksanakan dengan jumlah rakaat 11, 13, dan 23 yang sudah termasuk witir di dalamnya.
Pembahasan mengenai jumlah rakaat tarawih beserta formasinya telah dibahas oleh Majelis Tarjih Muhammadiyah dan telah dimuat di laman tarjih.or.id pada tahun 2016 yang lalu.
Juga telah dibahas di dalam buku Tanya Jawab Agama Jilid 1 halaman 93-94, Tanya Jawab Agama Jilid 4 halaman 157-158.
Adapun dalil-dalil yang dijadikan dasar oleh Majelis Tarjih berkaitan dengan shalat tarawih ialah sebagai berikut:
1. Hadis dari Aisyah RA
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّى فِيمَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلاَةِ الْعِشَاءِ وَهِىَ الَّتِى يَدْعُو النَّاسُ الْعَتَمَةَ إِلَى الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُسَلِّمُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوتِرُ بِوَاحِدَةٍ (رواه مسلم)
Artinya: Dari Aisyah, istri Nabi saw, (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Pernah Rasulullah saw melakukan salat pada waktu antara setelah selesai Isya yang dikenal orang dengan ‘Atamah hingga Subuh sebanyak sebelas rakaat di mana beliau salam pada tiap-tiap dua rakaat, dan beliau salat witir satu rakaat. (HR Muslim)
Hadis di atas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW melakukan salat malam sebanyak 11 rokaat termasuk 1 rakaat witir di dalamnya, yang berarti dua rakaat salam dilakukan sebanyak lima kali kemudian witir satu rakaat, sehingga formasinya bisa digambarkan: 2-2-2-2-2-1 = 11 rakaat.
2. Hadis dari Aisyah RA
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّى مِنَ اللَّيْلِ ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُوتِرُ مِنْ ذَلِكَ بِخَمْسٍ لاَ يَجْلِسُ فِى شَىْءٍ إِلاَّ فِى آخِرِهَا )رواه مسلم(
Artinya: Dari Aisyah (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Pernah Rasulullah saw salat malam tiga belas rakaat, beliau berwitir dengan lima rakaat dan beliau sama sekali tidak duduk (di antara rakaat-rakaat itu) kecuali pada rakaat terakhir (HR Muslim).
Hadis di atas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW melakukan shalat malam sebanyak tiga belas rakaat dengan di dalamnya terdapat witir lima rakaat, yang artinya shalat malamnya sendiri adalah 8 rakaat, namun tanpa disebutkan berapa kali salam. Sehingga formasinya adalah 8+5 = 13 rakaat.
3. Hadis dari Abi Salamah
عَنْ أَبِى سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهاَ كَيْفَ كَانَتْ صَلاَةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى رَمَضَانَ فَقَالَتْ مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِى رَمَضَانَ وَلاَ فِى غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَ تسأل عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَ تسأل عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّى ثَلاَثًا (رواه البخاري ومسلم)
Artinya: Dari Abi Salamah Ibn Abd ar-Rahman (diriwayatkan) bahwa ia bertanya kepada Aisyah mengenai bagaimana salat Rasulullah saw di bulan Ramadhan. Aisyah menjawab: Nabi saw tidak pernah melakukan shalat sunat di bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau salat empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau shalat lagi empat rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau shalat tiga rakaat (HR al-Bukhari dan Muslim).
Hadis di atas menunjukkan secara khusus pelaksanaan shalat Rasulullah SAW di bulan Ramadhan yaitu empat rakaat salam empat rakaat salam kemudian witir tiga rakaat. Sehingga formasinya: 4-4-3.
Adapun pada buku Tuntunan Ramadhan yang dikeluarkan oleh Majelis Tarjih tahun 2015 dinyatakan bahwa: shalat tarawih dikerjakan antara lain dengan cara 4 rakaat, 4 rakaat tanpa tasyahud awal, dan 3 rakaat witir tanpa tasyahud awal (hal 35-36). Berdasarkan hadis dari ‘Aisyah RA yang telah disebutkan di atas (nomer 3).
Qiyamu Ramadhan juga dapat dikerjakan dengan cara 2 rakaat, 2 rakaat, 2 rakaat, 2 rakaat, 2 rakaat dan 1 rakaat witir (Tuntunan Ramadhan hal 37-38). Berdasarkan hadis dari Zaid bin Khalid Al-Juhany”
– لأرمقنَّ صلاةَ رسولِ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ قالَ: فتَوسَّدتُ عَتبتَهُ أو فُسطاطَهُ فَصلَّى رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ رَكْعَتينِ خَفيفَتينِ ثمَّ صلَّى رَكْعتينِ طَويلَتينِ طويلَتينِ طويلَتَينِ ثمَّ صلَّى رَكْعَتينِ ، وَهُما دونَ اللَّتينِ قبلَهُما ، ثمَّ صلَّى رَكْعتينِ ، هما دونَ اللَّتينِ قبلَهُما ، ثمَّ صلَّى رَكْعتينِ ، هما دونَ اللَّتينِ قبلَهُما ، ثمَّ أوترَ ، فذلِكَ ثلاثَ عشرةَ رَكْعةً )رواه المسلم(
Artinya: “Dari Zaid bin Khalid al-Juhany (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Benar-benar aku akan mengamati salat Rasulullah saw. pada malam ini, beliau salat dua rakaat khafifatain, lalu beliau salat dua rakaat panjang-panjang keduanya, kemudian salat dua rakaat yang kurang panjang dari salat sebelumnya, lalu beliau salat lagi dua rakaat yang kurang lagi dari salat sebelumnya, kemudian salat dua rakaat yang kurang lagi dari salat sebelumnya, lalu beliau salat lagi dua rakaat yang kurang lagi dari salat sebelumnya, kemudian salat dua rakaat yang kurang lagi dari salat sebelumnya, dan beliau melakukan witir (satu rakaat). Demikianlah (shalat) tigabelas rakaat.” (HR Muslim)
Baca sambungan di halaman 2: Penjelasan atas Hadits