Izin Menghibur
Usai mengucap basmalah, Ilham lanjut mengucap salam dengan semangat ala dai cilik di ajang lomba pildacil. “Kayak ustadz aku, rek” celetuk anggota Pusat Layanan Psikologi dan Konseling (PLPK) Smamio itu.
Dia lantas mengenalkan dirinya. Bukan hanya nama lengkap dan nama panggilan, tapi juga lengkap dengan nama orangtuanya.
“Nama saya Ilham Akbar Dewantoro, biasa dipanggil Deden. Saya terlahir dari seorang rahim ibu yang bernama Siti dan dibantu membuahi oleh bapak saya yang bernama Dwi,” terangnya.
“Untuk itu, saya minta tepuk tangan untuk kedua orangtua saya yang sudah telah melahirkan saya dan membuat saya berdiri di sini untuk memberikan hiburan untuk ustadz-ustadzah,” imbuhnya. Spontan para peserta tertawa berjamaah.
Dia lantas izin menceritakan kisah hidupnya. “Mungkin tidak penting, tapi insyaallah bisa memberikan hiburan kepada ustad-ustadzah,” ujarnya.
Keluarga ‘Darah Tinggi’
Saya terlahir dari keluarga darah tinggi. “Bukan darah tinggi penyakit, nggih. Maksudnya terlahir dari keluarga yang suka marah-marah,” terangnya.
Kemudian, Ilham mengenalkan prinsip keluarganya. “Kalau tidak marah-marah, tidak bahagia,” ujarnya.
Menurutnya, ini sama dengan yang terjadi di Smamio, amal usaha Muhammadiyah GKB tempatnya bekerja. “Ada dua sejoli, Abah Sis sama Pak Roni kalau diduetkan selalu saja sahut-sahutan,” sambungnya. Yang dimaksud dua orang itu adalah Waka Sarpras Smamio Siswanto SPdI dan Waka Pembiasaan dan Pembinaan Karakter Sa’roni MPd
Sampai ketika mereka sedang bersahutan, dia ikut menimpali dengan nada marah-marah, “Lho, lho, nek ngomong gak tau santai. Ngamuk kabeh, aku tok sing nggak ngamuk.”
Maksudnya, dia menyindir mereka berdua berbicaranya tidak pernah santai. Semuanya marah-marah. Cuma dia yang tidak marah. Padahal dia juga mengucapkannya sambil marah-marah, he-he-he.
“Padahal saya juga marah, karena mungkin terlahir dari keluarga yang marah-marah,” ucapnya jujur yang memantik peserta tertawa.
Pernah Nakal
“Selain itu, saya juga terlahir dari seonggok daging yang pernah nakal. Sampai pada suatu saat ibu saya stress,” terangnya.
Dia pernah bilang ke ibunya sudah bosan sekolah. “Belikan saya becak!” pintanya. Tentu saja permintaan itu membuat ibunya kaget.
“Padahal maksud saya beli becak itu karena di bulan puasa seperti ini saya penginmenggugah (membangunkan) sahur. Naik becak, tak setelno musik ‘Sahur! Sahur! Sahur!” ujarnya sambil menyanyi.
Beberapa detik kemudian, dia diam. Begitupula para peserta. Tawa peserta justru pecah ketika Ilham alias Deden mengatakan, “Angel yo ternyata nggarai wong ngguyu.”
Baca sambungan di halaman 3: Susah Menghafal