Ini Strategi Lembaga Dakwah Khusus Membangun Peradaban Dunia, liputan Anita Firlyando kontributor PWMU.CO
PWMU.CO – Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr H Muhammad Ziyad MA menerangkan peran strategis Lembaga Dakwah Khusus dalam membangun peradaban dunia.
Hal ini diungkapkan dalam Pengajian Ramadhan yang diselenggarakan Mugeb Islamic Center (MIC) lembaga sinergi Al Islam empat sekolah di bawah naungan Majelis Dikdasmen PCM GKB di Cordoba Hall SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB Gresik, Sabtu (9/4/22).
Ziyad mengungkapkan peran Muhammadiyah yang ikut andil dalam pembangunan peradaban di bumi pertiwi bahkan di luar negeri, telah diakui.
“Setiap kita pergi keluar negeri, setiap orang kagum dengan Muhammadiyah karena kontribusi dan sumbangan peradabannya yang luar biasa,” ujarnya.
Sesuai dengan tema, salah satu bentuk kontribusi Muhammadiyah yang dimaksud Dr Ziyad adalah dari sisi dakwahnya. Betapa peran Muhammadiyah dalam bidang dakwah khusus ini menjadi sangat penting dalam membangun peradaban masyarakat di seluruh pelosok Indonesia.
Bahkan luar negeri yang pengaruhnya bisa dirasakan betul masyarakat. Imbas dari program yang telah dan sedang dijalankan Lembaga Dakwah Khusus ini yang Dr Ziyad coba paparkan kepada sekitar 350 peserta pengajian Ramadhan ini.
“LDK sudah dibentuk Muhammadiyah mulai tahun 1980-an,” katanya. Selanjutnya pada tahun 2000 pascamuktamar Muhammadiyah di Jakarta, Baitul Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus diputuskan untuk merger.
“Pada Muktamar Ke-47 Muhammadiyah di Makassar, muncul aspirasi dari daerah-daerah untuk mengembalikan LDK sehingga bisa menyentuh dakwah di daerah terpencil, terluar, dan tertinggal (3T),” ungkapnya.
Dakwah Komunitas
Ziyad menjelaskan adanya dorongan yang kuat dari daerah-daerah tersebut, akhirnya pada Muktamar Muhammadiyah tahun 2015 LDK diberi dua mandat. Pertama melakukan dakwah di daerah 3T dan yang kedua adalah melakukan dakwah komunitas.
“Yang mana komunitas ini berkembang menjadi real community dan virtual community,” tuturnya.
Dosen aktif Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini menjelaskan arti dakwah lembaga dakwah khusus ini tidak hanya sekadar mengislamkan atau memuallafkan atau memberikan dakwah rohani kepada masyarakat. Namun Muhammadiyah melalui lembaga dakwah ini menyentuh masyarakat dari sisi rohani sekaligus sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat yang terdapat di daerah 3T tersebut.
“Lembaga Dakwah khusus ini perannya adalah menyiapkan, menugaskan dan menempatkan dai-dai di daerah 3T,” jelasnya. “Pada Tahun 2015-2016 LDK memulai grand design untuk memulai program di daerah 3T.”
Surat Permintaan Guru
Setelah resmi dimulai LDK, Ziyad mengingat waktu itu datang kiriman surat permintaan guru dari pulau Tello ke PP Muhammadiyah. Awalnya terjadi perdebatan di PP, permintaan guru tersebut diputuskan tim dari LDK yang berangkat karena pulau Tello termasuk daerah 3T.
“Berarti Dai yang sambilan menjadi guru di sana. Di sana, sekolah yang membutuhkan guru adalah Madrasah Islam Swasta Muhammadiyah. Saking ragunya bahwa Muhammadiyah adalah Islam,” Uujarnya diikuti suara tertawa peserta.
Peserta mulai tercengang dengan apa yang disampaikan Dr Ziyad bagaimana perjalanan menuju pulau Tello waktu itu. Untuk menuju pulau tersebut membutuhkan tenaga, waktu dan biaya yang tak sedikit.
“Pulau Tello itu, kalau kita dari bandara Surabaya, flight menuju Bandara Internasional Kuala Namu Medan, flight menuju bandara kecil Pulau Nias, Bandara Binaka kemudian jalan darat tepi laut sekitar 4 jam,” katanya.
Ternyata tidak sampai di situ saja, Ziyad waktu itu masih harus menyeberang ke pulau bebatuan dengan kapal yang dalam seminggu kapal tersebut hanya ada tiga kali penyeberangan di tengah gelombang yang besar. Dari pulau bebatuan harus berhenti menunggu jadwal lagi untuk menyeberang ke Pulau Tello yang berpenghuni sekitar enam ribu jiwa.
“Anda semua tidak pernah membayangkankan, ternyata menuju ke sana harus turun ini, turun ini, turun ini dan seterusnya,” ujarnya.
Baca sambungan di halaman 2: Naikan Minat Murid