PWMU.CO– Empat Prinsip Hidup Warga Muhammadiyah disampaikan oleh Ustad Hadi Sucipto SPdI dalam Baitul Arqam guru dan karyawan SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) Sidoarjo.
Acara dilaksanakan dua kali tanggal 8 dan 22 April 2022. Ustad Hadi Sucipto menyampaikan materi hari pertama, Jumat (8/4/2022).
Dia menjelaskan, empat Prinsip Hidup Warga Muhammadiyah itu, pertama, akidah. Warga Muhammadiyah dituntut memiliki prinsip hidup dan kesadaran imani berupa tauhid kepada Allah.
”Berupa sikap yang benar, ikhlas, dan penuh ketundukkan, sehingga terpancar sebagai ibad ar-rahman yang menjalani kehidupan dengan benar-benar menjadi mukmin, muslim, muttaqin, dan muhsin yang paripurna,” kata Ustadz Hadi.
Kedua, akhlak. Warga Muhammadiyah dituntut meneladani perilaku Nabi Muhammad saw dalam mempraktikkan akhlak mulia, sehingga menjadi uswah hasanah berupa sifat sidiq, amanah, tabligh, dan fathanah.
”Harus menunjukkan akhlak mulia, sehingga disukai dan diteladani, serta menjauhkan diri dari akhlak tercela yang dibenci dan dijauhi sesama. Melakukan segala sesuatu dengan ihsan serta menjauhkan diri dari perilaku riya’, sombong, ishraf, fasad, fahsya, dan kemunkaran,” tuturnya.
Ketiga, ibadah. Dalam ibadah, warga Muhammadiyah senantiasa membersihkan jiwa dan hati ke arah terbentuknya pribadi mutaqin dengan beribadah yang tekun dan menjauhkan diri dari jiwa atau nafsu yang buruk, sehingga terpancar kepribadian yang shalih, menghadirkan kedamaian dan kemanfaatan bagi diri dan sesamanya.
”Ibadah dihiasi dengan iman yang kokoh, ilmu yang luas, dan amal saleh yang tulus, sehingga tecermin dalam kepribadian,” katanya.
Keempat, muamalah. Dalam muamalah duniawiyah, warga Muhammadiyah menyadari dirinya sebagai abdi dan khalifah di muka bumi, sehingga memandang dan menyikapi kehidupan dunia secara aktif dan positif serta tidak menjauhkan diri dari pergumulan kehidupan dengan landasan iman, Islam, dan ihsan.
”Berpikir secara burhani, bayani, dan irfani, serta mempunyai etos kerja islami: kerja keras, disiplin, tidak menyia-nyiakan waktu,” ujarnya.
Keberkahan Rezeki
Ustadz Hadi juga menyerukan mengejar keberkahan rezeki yang tercantum dalam surat Huud ayat 6 menyebutkan
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ
Tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata.
Menurut Ustaz Hadi, dua tipe manusia yang memiliki sudut pandang berbeda terhadap rezeki.
Pertama, manusia yang berpandangan, rezeki mereka murni sebagai hasil kerja keras dan usaha mereka sendiri.
”Kedua, manusia yang berpandangan bahwa rezeki itu titipan Allah. Niat bekerja karena Allah. Mereka bekerja dengan sungguh-sungguh sebagai bentuk ibadah kepada Allah,” tuturnya.
Selanjutnya dia menyerukan untuk bersyukur. Makna kehidupan dalam surah Ibrahim ayat 7 menekankan bagaimana seorang muslim bersyukur.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
Ketika Tuhanmu menyerukan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari, maka sesungguhnya azabKu sangat pedih.
”Dengan bersyukur, Allah akan menambah nikmat dan membuat nikmat itu terus ada. Hakikat syukur adalah melakukan ketaatan dan menjauhi maksiat,” tandasnya. (*)
Penulis Erna Mufidah Editor Sugeng Purwanto