Latih sejak Dini
Rachmawati menyatakan, pada simulasi di halaman gedung SD Mumtaz itu melibatkan dua imam. Pertama, dari siswa kelas III Maheswara Arya Duta Atmaja. Kedua, dari siswa kelas VI Sultan Muhammad Haidar.
Keduanya bertugas sebagai imam dengan suara yang sangat merdu. Maheswara dan Sultan—panggilan akrab keduanya—melantunkan ayat-ayat al-Quran dengan tajwid dan makhraj yang bagus. Jamaah pun sangat khusyuk.
Adapun yang bertindak khatib adalah Devandrian M Dhaniswara dari kelas III dan Dzaki Sukma Pratama dari kelas VI. Devan dan Raka—panggilan mereka—juga menyampaikan materi khutbahnya dengan lantang dihadapan guru dan 200 temannya.
Mereka menyampaikan konsep ideal berpuasa. “Kemampuan untuk menahan diri harus terus diasah dan ditingkatkan sampai Ramadhan tahun depan. Sedangkan Idul Fitri adalah sarana untuk memperbarui dan memperbaiki kualitas kehidupan umat Islam,” ujarnya.
Rachmawati mengungkap, alasan di balik melibatkan siswa di jenjang kelas masing-masing untuk menjadi imam dan khatib pada simulasi Shalat Idul Fitri. Yakni, melatih siswa sejak dini agar berani tampil di muka umum.
Kegiatan ini akan berlangsung hingga dua hari ke depan di dua gedung SD Mumtaz. Siswa yang mendapat tugas sebagai imam adalah Ahmad Habibi Putra Prasetyo, M Zidan Athafilla Abadi, Akbar, dan Ramdhan.
Sedangkan siswa yang mendapat tugas sebagai khatib adalah Achmad Rema Setiaji, Yudhistira Arrazak Habibi, Nirwan Faiq dan Fahri. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN