Sebelas Hal yang Mampu Tingkatkan Ibadah Kita, liputan Umma Wuludatul Aira kontributor PWMU.CO
PWMU.CO – Peningkatan kualitas ibadah di bulan Ramadhan disampaikan Dr Ari Sudahri SSos MIKom dalam kajian Ramadhan 1443 H di SD Muhammadiyah 1 (Mutu) Jember, Sabtu (9/4/22).
Ari, panggilan akrabnya, menyampaikan peningkatan kualitas ibadah mengapa harus di bulan suci Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah bulan spesial, bulan yang berbeda dengan bulan-bulan lainnya.
”Yang spesial yakni bulan Ramadhan adalah bulan ampunan,” katanya.
Dia memaparkan setiap anak Adam pasti punya dosa dan salah, dan sebaik-baik orang yang memiliki dosa adalah yang bertaubat. Setiap perkara yang bernilai kebaikan bagi manusia, terutama bernilai kebaikan bagi Allah ini merupakan konsep ibadah.
“Ibadah tidak dibatasi hanya dengan sholat, zakat dan puasa. Memakai baju juga bisa dinilai ibadah jika diawali dengan doa dan niat lillah ta’ala. Sesuatu dinilai ibadah tergantung niatnya,” tambahnya.
Tingkatkan Ibadah
Ari menjelaskan tapi banyak suatu perkara yang menjadi sia-sia karena niatnya yang salah. Contohnya mau pergi kajian karena ingin bertemu si A.
“Dari mau tidur sampai bangun tidur akan bernilai ibadah, jika dimulai dengan niat yang baik serta membaca doa,” tambahnya.
Tolak ukur peningkatan ibadah kita bisa dilihat setelah bulan Ramadhan yakni bulan-bulan berikutnya. Hal-hal yang dapat meningkatkan ibadah kita. Pertama, ibadah dengan khusuk. Kedua, ibadah dengan kecintaan. Ketiga, ibadah dengan kesadaran tanpa paksaan. Keempat, ibadah secara sembunyi-sembunyi. Kelima, ibadah dengan ikhlas.
“Keenam, ibadah dengan ilmu, kenapa harus dengan ilmu? Karena ilmu itu wajib, dapat menaikkan derajat kita dan jalan masuk surga,” jelasnya.
Selain itu, Ketujuh, mengingat akan perjanjian. Kedelapan, ibadah dengan sungguh-sungguh. Kesembilan, merasa diawasi oleh Allah. Kesepuluh, intropeksi diri dan yang kesebelas, melakukan sanksi diri.
Gembira Ramadhan
Ari mengungkapkan ibadah adalah bentuk kecintaan kita kepada Allah SWT, maka itu suatu kebutuhan dalam kehidupan kita. Jika ada seseorang mengeluhkan ibadahnya, maka seseorang itu akan terus mengeluh.
“Setiap datang bulan Ramadhan seperti ini harusnya kita sambut dengan Wajhun Maalihun wajah cerah bergembira, Lisanun Fashihun (lisan yang fasih terjaga), Qalbun Zakiyyun (hati yang bersih) Yadun Naqiyyun (tangan yang dermawan),” tandasnya (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.