Fenomena Hijrah Milenial, Ini yang Harus Diperhatikan; Liputan Fibrina Aquatika, kontributor PWMU.CO Surabaya.
PWMU.CO – Seiring perubahan zaman, pola asuh dalam keluarga juga semakin berkembang. Salah satu yang populer masa kini yaitu istilah parenting ala keluarga milenial.
Seperti yang dibahas dalam Kajian Senja Ramadan di SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya. Kegiatan bertema Tantangan Keluarga Milenial dalam Perspektif Islam ini dilaksanakan secara tatap muka di Masjid Nurul Ilmi, Smamda, Rabu (13/4/2022).
“Perlu diketahui orangtua milenial yang dimaksud yakni pasangan yang lahir pada tahun 1980 sampai awal 1990. Meski ada perbedaan cara didik dengan generasi sebelumnya, tapi gaya parenting ini cukup bisa diteladani, lho,” kata Dra Siti Dalilah Candrawati MAg, sang pemateri.
Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur itu memaparkan beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan keluarga milenial, seperti digitalisasi dan halal marketplace.
“Digitalisasi ini harus bijak dalam menggunakannya. Memanfaatkan teknologi untuk mendidik anak. Jika tidak bijak, maka akan berbahaya,” ujarnya.
Dia mengingatkan peserta agar selektif dalam menyajikan makanan dalam keluarga. Kehalalan produk pangan menjadi yang utama, karena dari makanan halal itu ada berkah di dalamnya.
“Misalnya saja makanan dibawa dari dapur ke meja makan, pasti ada prosesnya. Kita harus hati-hati makanan ini halal atau haram. Minumlah yang baik-baik dan makanlah yang baik-baik,” tegasnya.
Fenomena Hijrah Generasi Milenial
Tak lupa dalam kesempatan baik ini, Bu Candra, sapaan akrabnya, memaparkan fenomena generasi milenial pada keluarga Muslim. “Generasi milenial pasti menghadapi empat karakteristik yang bisa membentuk nilai, perilaku, dan habit. Ada religious, modern, high buying power, universal goodness,” terangnya.
Menurutnya, tujuan dari keluarga milenial adalah membentuk karakter yang baik untuk anak-anak dan keluarga. Maka ia menyarankan untuk memperhatikan empat poin tersebut.
“Ada religious (di poin) yang pertama, karena memang semuanya didasarkan pada keimanan yang kuat dan landasan agama yang teguh membentuk keluarga dengan citra Muslim dan Muslimah,” terang dosen UIN Sunan Ampel Surabaya itu.
Selain itu, lanjutnya, dalam era milenial ini muncul fenomena hijrah di kalangan milenial. Menurutnya hal ini ditandai dengan beberapa ciri, yakni simbolik, figuritas, instan, dan digitalisasi.
Dia menjelaskan, simbolik maksudnya ada penampilan atau fashion yang menjadi salah satu identitas. Adapun figuritas, maksudnya fenomena hijrahnya selebritis cukup mempengaruhi anak muda.
Bersifat instan artinya perubahan yang cepat tanpa memahami secara utuh tentang agama. Dan digitalisasi, yaitu berbagai teknologi yang dimanfaatkan untuk penyebaran hijrah.
“Fenomena hijrah di era milenial ini harus diimbangi dengan pemahaman ilmu agama yang mendalam, bukan hanya ikut-ikut saja,” tegasnya.
Baca sambungan di halaman 2: Empat Pesan Penting