Tidak Bawa Tas tapi Ada Cek
Sejurus kemudian, mantan dosen UIN Maula Malik Ibrahim Malang itu lalu menanyakan tuan rumah PCM Porong. “Mana Ketua Cabang Porong? Lho ayo lungguh nduk ngarep, Ketua Cabang kok lungguh mburi. Itu nggak percaya diri kalau duduk di belakang. Ini ada tempat duduk satu di depan yang kosong, ayo duduk sini,” ajak Saad pada Misbach, Ketua PCM Porong, disambut gerr peserta.
Saad lalu berkomentar. “Ini kelihatannya beliau sangat sopan sekali ya. Sehingga tamu-tamunya dipersilakan duduk di depan, sedangkan beliau duduk di belakang. Tapi kalau kita namu kemudian kita tidak berhadap-hadapan dengan tuan rumah, itu piye ya. Sampeyan tahu yang ada di dalam tas yang dibawa, pasti itu isinya bukan uang. Nuwun sewu, al mukarram Pak Karim itu meskipun tidak bawa tas, tapi di sakunya ada cek. Wah..gagah itu kan,” candanya disambut tawa.
Menjalankan Amanah
Jadi itulah Muhammadiyah, kita belajar dari puasa itu. Jangan biarkan Muhammadiyah itu puasa-puasa terus, harus “berhari raya”. Kalau ada yang puasa, maka kita dorong agar cepet dan cepet untuk berhari raya. Kita juga dorong Muhammadiyah yang di luar Jawa Timur.
“Saya tekankan, kalau Pak Zainul (Ketua PDM Sidoarjo Zainul Muslimin) mengurus Muhammadiyah Sidoarjo saja lalu berhasil, maknanya beliau telah melaksanakan amanah dengan baik. Tapi tidak ada nilai plusnya. Baru punya nilai plus, disamping ngurus Muhammadiyah Sidoarjo juga ngurus Muhammadiyah di luar Sidoarjo, bahkan di luar Jawa Timur,” terangnya.
Yang di Sidoarjo adalah Pak Zainul sendiri, Sampean sendiri, tetapi kalau di luar Sidoarjo, di luar Jawa Timur itu adalah saudara kita sesama Muhammadiyah. “Allahu fi aunil-abdi, ma kanal-abdu fi auni akhihi. Allah menolong hambanya ketika hambanya menolong saudaranya. Dengan menolong saudaranya, maka urusan yang di dalam ditolong Allah untuk kita, diberi kekuatan pada kita agar bisa melaksanakan dengan sebaik-baiknya,” tuturnya.
Dengan cara mohon dilonggarkan dada kita pada Allah. Orang yang longgar dadanya, menghadapi tantangan kayak apapun, menghadapi penderitaan, kepedihan, atau kegoncangan hidup tetap tenang, masih tetap dalam garis yang lurus.
“Tapi kalau dada kita tidak berusahan memohon pada Allah untuk dilapangankan, maka ceramah yang seperti ini saja sudah menyempitkan dada panjenengan semua. Ini support untuk panjenengan,” kata Saad. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.