Kuntowijoyo Cendekiawan ‘Dilarang Mencintai Bunga-Bunga’; Oleh M. Anwar Djaelani, penulis sejumlah buku dan peminat sejarah
PWMU.CO – Prof Kuntowijoyo MA PhD adalah nama dan gelar akademis dari lelaki santun ini. Dia kerap disapa akrab Pak Kunto atau Prof Kunto.
Suka berorganisasi sejak pelajar, Kuntowijoyo di kemudian hari aktif di Muhammadiyah. Jejaknya di organisasi pergerakan dakwah yang didirikan pada 1912, boleh jadi bisa diwakili oleh tiga istilah ini: Kader, pimpinan, dan tokoh.
Di Muhammadiyah, Kuntowijoyo pernah sebagai Ketua Lembaga Pengembangan Masyarakat dan Sumber Daya Manusia Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Itu, pada periode 1990-1995.
Capaian prestasi Kuntowijoyo tergolong luar biasa. Dengan itu, lalu banyak predikat yang bisa disematkan kepadanya, seperti antara lain: aktivis, ilmuwan, akademisi, budayawan, sastrawan, dan sejarawan.
Sebagai sejarawan, Muhammadiyah punya penilaian istimewa kepada Kuntowijoyo. Salah satu indikasinya, terlihat pada Kongres Sejarawan Muhammadiyah pada 2021. Kala itu, Kuntowijoyo ditetapkan sebagai satu di antara sejumlah tokoh yang menerima Life Achievement Awards.
Adapun Kongres Sejarawan Muhammadiyah itu punya kisah tersendiri. Kongres yang untuk kali pertama dilangsungkan pada 27-28 November 2021 itu, bisa dibilang, terilhami oleh perhatian besar Kuntowijoyo terhadap sejarah.
Pribadi Terpelajar
Kuntowijoyo lahir di Sanden, Bantul, Yogyakarta pada 18 September 1943. Dia menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah pertama di Klaten. Kemudian, SMA dia selesaikan di Solo.
Sedari muda dia dikenal tekun belajar. Tidak seperti umumnya anak-anak seusianya, Kuntowijoyo dikenal suka pergi ke Masjid. Sering, itu dilakukannya selepas Dhuhur hingga Ashar. Di masjid, Kuntowijoyo memperdalam ilmu agama. Adapun di malam hari, selepas isya, dia kembali ke masjid untuk mengaji.
Dalam perjalanan waktu, di masjid pula dia menemukan bakat menulisnya. Tentang ini lebih terasakan ketika Kuntowijoyo aktif di Pelajar Islam Indonesia (PII), organsisasi pergerakan pelajar yang didirikan di Yogyakarta pada 1947 (baca immuinsasby.com).
Setamat SMA Kuntowijoyo kuliah di Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada (UGM). Di UGM, sambil kuliah dia menjadi asisten dosen. Dia lulus pada 1969. Lalu, mulai 1970 diangkat sebagai dosen di almamaternya.
Pada 1974, Kuntowijoyo meneruskan studi pascasarjana di University of Connecticut Amerika Serikat (AS). Selesai, dia mendapat gelar MA.
Lalu, Kuntowijoyo mendapat gelar PhD ilmu sejarah dari Columbia University AS pada 1980. Disertasinya kala itu, Social Change in an Agrarian Society: Madura 1850-1940.
Baca sambungan di halaman 2: Hujan Apresiasi