Tauhid Kemerdekaan Jiwa
Ketiga, tahlil atau kalimat laa ilaaha illah yakni tiada ilah kecuali hanya Allah. Kalimat tauhid ini merupakan pernyataan kemerdekaan jiwa dari belenggu dunia dan seisinya. Dengan menyebut kalimat ini berarti penguasaan diri ini telah diserahkan kepada Allah semata. Tidak ada lagi yang berhak mengendalikan termasuk kekuatan apapaun diri ini kecuali apa yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Oleh karena itu kalimah syahadah ini harus disusul dengan kalimah syahadah rasul yaitu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasululuh, yakni saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Sekaligus mengandung konsekwensi untuk taa kepada apa yang dibawa oleh Muhammad Shallahu ‘alaihi wa Sallam.
مَّآ أَفَآءَ ٱللَّهُ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡقُرَىٰ فَلِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِ كَيۡ لَا يَكُونَ دُولَةَۢ بَيۡنَ ٱلۡأَغۡنِيَآءِ مِنكُمۡۚ وَمَآ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمۡ عَنۡهُ فَٱنتَهُواْۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. (Al-Hasyr 7)
Keempat, takbir yaitu kalimat Allahu Akbar yang artinya Allah Maha Besar. Kalimat ini menunjukkan kekuatan yang tidak ada kekuatan kecuali milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Me-Maha Besarkan Allah merupakan kalimat yang secara otomatis mengecilkan diri di hadapan-Nya. Diri ini kecil dan tidak berarti apa-apa, tidak berdaya sama sekali dan tidak memiliki kekuatan apalagi kekuasaan, semuanya adalah kepuanyaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Oleh karena tidak ada sedikit pun yang bisa kita banggakan apalagi sombongkan. Kita hanya sebutir pasir bahkan debunya pasir di tengah pantai Samudra yang sangat luas, sungguh sangat tidak berarti sama sekali. Allahu Akbar!
Semoga di bulan suci ini, kita dapat banyak berdzikir dengan empat kalimat di atas dan sekaligus menjadi perisai diri dari api nereka, amin. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni