Muhajirin Lamongan, Khairu Ummah yang Tresebar ke Pelosok Tanah Air, liputan Slamet Hariadi, kontributor PWMU.CO Lamongan.
PWMU.CO – Semangat khaira ummah harus diciptakan dan disebarkan ke seluruh pelosok Tanah Air, sehingga menjadi kekuatan persyarikatan Muhammadiyah.
Hal itu disampaikan Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Ir Tahmid Masyudi dalam Kajian Ramadhan 1443 Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan.
Kegiatan yang digelar di Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla), Sabtu, (16/4/22), itu mengambil tema “Dengan Semangat Ramadhan 1443, Kita Gapai Khaira Ummah“.
Tahmid Masyhudi mengatakan tema yang diangkat dalam kajian ini sama seperti tema pada Kajian Ramadhan PWM Jatim di Universitas Muhammadiyah Malang beberapa tahun lalu, yaitu khaira ummah.
“Maka kalau boleh me-refresh kembali ingatan kita bahwa sesungguhnya khaira ummah ini tidak terlepas dari surat Ali Imran ayat 110,” ujarnya.
Semangat Hijrah
Dia menjelaskan, ayat itu mengajarkan kepada kita bahwa khaira ummah tidak lepas dari semangat hijrah Nabi dari Makkah ke Madinah. Sebelum Nabi Muhammad SAW diutus Allah menjadi nabi dan rasul pada usia 40 tahun sesungguhnya peradapan Romawi, Persia, dan Mesir sudah pernah menjadi negara yang maju.
“Nah, mestinya di abad-abad itu, yang berjaya dan terus-menurus melanjutkan kejayaan itu adalah Romawi dan Persia. Tetapi rupanya ada ‘judul film’ baru yang Allah berikan ini bikin sebuah contoh model khaira ummah di sebuah daerah yang jahiliah,” terangnya.
Di Makkah, sambungnya, masyarakatnya jahiliah semua. Meski ada adat yang baik, tetapi adat yang baik itu dipenuhi dengan adat-adat yang sangat jelek. Di sana pusatnya orang mabuk. Orang curang juga ada. Bahkan peperangan antarkabilah ya di Arab itu. Ini menjadi luar biasa kerusakannya dari sisi akhlak.
“Di sini rupanya Allah subhanahu wata’ala bikin ‘sekenario film’ baru untuk menjadi teladan kita semua. Maka tatkala Nabi diutus itu, di sana beliau menyampaikan ajaran dari Allah mendidik masyarakat yang jahiliah dan diajak menjadi masyarakat yang berperadapan,” jelas dia.
Pendidikan Al-Quran
Maka Nabi Muhammad bikin pendidikan yang namanya al-Arqam. Mengambil nama Arqam, seorang anak muda yang usianya 17 tahun dan masuk Islam nomor ke-17.
Pada saat itulah kemudian dalam perjalanan waktu, 40 sahabat di Makkah yang telah berdakwah hampir 13 tahun diperintah Allah berhijrah ke Madinah.
“Rupanya di rumah al-Arqam inilah mereka ditempa oleh sebuah pengalaman yang luar biasa. Nabi Muhammad SAW dengan al-Quran mendidik 40 orang itu menjadi manusia-manusia yang unggul. Maka kemudian melakukan hijrah ke Madinah,” terangnya.
Tahmid melanjutkan, Hijrah menjadi fenomena yang luar biasa. Kaum muhajirin disambut orang-orang Madinah (anshar) dan diberi fasilitas. Di Madinah itulah umat Islam mengembangkan sebuah masyarakat bersama antara Nabi Muhammad dengan pengikutnya. Bahkan masyarakat Yahudi dan Nasrani juga ada di sana.
“Dan yang hebatnya Nabi Muhammad di Madinah membangun sebuah peradapan, yang peradapan itu dilandasi oleh semangat kesadaran khaira ummah“. Maka dibangunkan kekuatan itu di atas pondasi al-Qur’anul al-Karim. Ini kemudian menjadi kekuatan yang luar biasa,” ujarnya.
Tamhud mengatakan, 40 orang yang hijrah itu kemudian menjadi tokoh-tokoh yang luar biasa. Menjadi pemimpin yang luar biasa, yang kemudian bisa mengalahkan Romawi yang sudah sangat besar.
Baca sambungan di halaman 2: Muhajirin Lamongan