PCIM Australia Bukti Muhammadiyah Bisa Mendunia, liputan Mohamad Su’ud, kontributor PWMU.CO Lamongan.
PWMU.CO – Gagasan menarik disampaikan oleh Hamim Jufri—Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Australia—dalam acara Baitul Arqam PCIM sedunia, Ahad (17/4/2022).
Acara yang digelar melalui Zoom ini mengusung tema Penguatan Kelembagaan, Amal Usaha, dan Internasionalisasi Dakwah Pemikiran Muhammadiyah.
Seperti diketahui PCIM Australia telah memiliki tiga Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM), yang berada di negara bagian New South Wales, Queensland, dan Australia Capital Territory di Canbera.
Adapun gagasan menarik itu mencakup tiga hal. Pertama, KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah dengan paradigma al-Maun. Menurut Hamim, ideologi al-Maun menjadi dasar bahwa Muhammadiyah ke depan berbasis keagamaan dan membentuk kehidupan sosial.
Kedua, Muhammadiyah itu dinamis, sesuai dengan tantangan zaman masing-masing. “Di PCIM Australia, kami sudah memberi warna yang lain: menjadi permanen residen. Saat ini sumber daya manusia yang kami miliki tersebar dalam berbagai profesi. Mulai dari manajerial, IT, akuntasi, arsektektur, dan sebagainya,” paparnya.
Hamim menjelaskan tentang lahirnya pola Islam yang ditawarkan bukan dalam bentuk konsep lagi, tapi dalam bentuk nyata dan berjangka panjang yang bermanfaat. Semisal berdirinya Muhammadiyah Australia College.
“Tidak perlu banyak orang, hanya butuh 5-6 orang, dari berbagai macam skill dan kita berikan skill yang terpakai, bukan memberikan partime, Saya bagian projek manajemen. Ini gagasan besar yang akan diteruskan anak cucu,” kata Hamim.
Menuju Gerakan yang Percaya Diri
Hamim meneruskan bagian ketiga, yakni Muhammadiyah ke depan memperdalam kemampuan bahasa Inggris. “Mumpuni dalam bahasa Islam dalam bahasa Inggris yang baik, sehingga bermanfaat untuk Indonesia dan dunia,” tuturnya.
Bahkan, Hamim menegaskan agar para kader tidak usah meniru (dengan gerakan lain). “Kita punya ciri khas yang harus dikembangkan dengan baik. Berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah,” tegasnya.
Pesan Hamim, hendaknya anak-anak kita terus meniti karier, terus belajar, bekerja, dan selanjutnya berkontribusi sesuai kompetensi. “Tidak berkutat di negara kita, di mana saja bisa untuk kontribusi. Kita buktikan bahwa kita bisa kompetisi di dunia global. Buktinya, orang lain tidak menyangka ternyata kita bisa,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni