Masjid Kampung Inggris Gelar Pesantren Jurnalistik Milenial, liputan Suparlan kontributor PWMU.CO Kediri
PWMU.CO – Masjid Imam Balqi Jalan Lantama (Kampung Inggris) No 2 Dusun Tegalsari Desa Tulungrejo Pare Kediri menyelenggarakan Pesantren Jurnalistik Milenial, Sabtu-Ahad (16-17/4/22).
Acara ini dihadiri Pimpinan Redaksi Majalah Matan, Ainur Rafiq Shopiaan. Para peserta mengikuti pelatihan soft skill, teori, dan praktik menulis berita.
Ketua Takmir Masjid Imam Balqi Yusuf Azis mengatakan jumlah peserta gelombang pertama sementara sebanyak 20 orang, terdiri dari pria 15 orang, wanita 5 orang, dengan batasan usia maksimal 30 tahun.
“Anak-anak masjid diharapkan bisa memanfaatkan gatget yang dimiliki untuk sesuatu yang produktif. Salah satunya dengan cara mengikuti Pesantren Jurnalis Milenial, minimal memiliki ilmu, dan punya skill, kemudian memberitakan berita berita kebaikan,” ujarnya.
Dia memaparkan utamanya berita tentang kegiatan masjid di lingkungan sekitar kita.
Pesantren Jurnalistik Milenial
Ainur Rafiq Shopiaan menjelaskan menurut data, jumlah masjid di Indonesia ada 500.000 masjid, sedang langgar dan mushala berjumlah 250.000 buah. Nah kalau digabung berjumlah 750.000.
“Dengan jumlah tersebut, masalahnya kenapa masjid itu begitu banyak, tapi problem masyarakat Islam tetap ada, masalah kemiskinan maupun kebodohan ilmu,” tuturnya.
Dia mengungkapkan selama ini masjid tidak difungsikan sebagai seperti zaman Rasulullah sebagai pusat pembinaan peradaban Islam. Masjid hanya untuk tempat shalat lima waktu saja, setelah itu ditutup.
Dengan kehadiran masjid Imam Balqi kita ingin, lanjutnya, bisa menjadi salah satu masjid sebagaimana yang lain yang bisa difungsikan menciptakan bukan sekadar tempat shalat.
“Khusus Masjid Imam Balqi yang ada di tengah-tengah Kampung Inggris (kawasan kurusus bahasa Inggris). Kita tahu di sini masyarakat milenial cukup banyak, yang perkembangan ilmu khususnya bahasa Inggris maupun Arab.”
Berita yang Positif
Ainur Rafiq Shopiaan mengatakan dalam pendidikan pelatihan tentang Pesantren Jurnalistik Milenial ini memberikan materi bagaimana menulis berita yang positif. Berita yang sesuai dengan fakta dan tidak hoax.
“Mereka bisa menulis di medsos mereka hal-hal yang positif. Dalam pelatihan ini titak menitikberatkan pada teori tetapi praktik dalam penulisan berita. Peserta bisa secara langsung menulis pengalaman mereka selama ini,” katanya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.