Bermuhammadiyah Itu Tidak Boleh Ngambekan dan Ngamukan, liputan kontributor PWMU.CO Kabupaten Bojonegoro Samsul Arifin.
PWMU.CO – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro menggelar Kajian Ramadhan 1443 H dengan tema Teologi Al-Insyirah, Ahad (17/4/2022). Kegiatan yang bertempat di Gedung At-Takwa Muhammadiyah Bojonegoro ini menghadirkan narasumber dr H Tomy Oky Prasiskan MARS dan Prof Tobroni MSi.
Kajian Ramadhan ini diikuti oleh anggota PDM Bojonegoro, anggota Pimpinan Daerah Aisiyah (PDA) Bojonegoro, ketua dan anggota majelis dan lembaga PDM Bojonegoro, ketua dan empat anggota ortom tingkat daerah, ketua atau direktur AUM tingkat daerah, ketua dan 2 anggota PCM se-Bojonegoro, ketua PCA dan 2 anggota se-Bojonegoro, serta Ketua PRM dan PRA se-Bojonegoro.
Dalam iftitahnyz, Wakil Ketua PDM Bojonegoro KH Syamsul Huda MPdI membahas secara singkat tentang cahaya. Cahaya di dalam gedung maupun di luar sebagai sumber kebahagian kita. Dan bayangkan jika listrik ini padam.
“Manusia membutuhkan cahaya dan bergantung pada cahaya. Dan bumi ini akan hancur tanpa cahaya. Allah swt itu adalah cahaya langit dan bumi, menerangi langit dan bumi serta menuntun makhluk di langit dan bumi,” ungkapnya.
Tingkatkan Pemecahan Lemak
Narasumber pertama Direktur RS Aisyiyah Bojonegoro dr H Tomy Oky Prasiskan MARS menjelaskan tentang puasa dalam perspektif kesehatan. Suatu kondisi sempurna secara menyeluruh, baik secara fisik, mental, spiritual dan sosial Tidak hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan (World Heatlh Association).
“Puasa ini sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Pertama puasa meningkatkan proses pemecahan lemak menjadi energi. Setelah berpuasa lebih dari 12 jam, glikogen yang disimpan di dalam hati akan habis dan terjadi transisi pembentukan energi dari simpanan lemak tubuh. Hal ini akan sulit dilakukan jika tidak berpuasa, karena jumlah glukosa dan glikogen melimpah,” ujarnya.
Kontrol Gula Darah
Selain itu, lanjutnya, puasa juga mengontrol gula darah. Saat berpuasa jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh berkurang. Sehingga kadar gula darah dalam tubuh menjadi rendah dan mengalami penurunan.
“Pankreas mengeluarkan hormon glukagon untuk memecah glikogen dan lemak menjadi glukosa sesuai dengan kebutuhan. Sehingga gula darah akan kembali normal,” jelasnya.
Kelapangan Hati dan Penghilangan Beban
Di sesi terkahir anggota Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Tobroni MSi memaparkan tema Inspirasi Teologi Insyirah dalam Gerak Persyarikatan.
“Implementasi dari Surat al-Insyirah dalam ber-Muhammadiyah adalah pertama kelapangan hati. Maksudnya bermuhammadiyah dengan lapang dada, tasamuh, tarahum, tafahum, kemampuan memaafkan atas kedhaliman,” jelasnya.
“Dan kekuatan atau kesanggupan menghadapi ujian, cobaan dan gangguan. Jadi ber-Muhammadiyah itu tidak ngambekan, tidak ngamukan, tidak mbelot, tidak menjadi eksklusif atau radikal,” imbuhnya.
Kedua, sambungnya, adalah penghilangan beban. Ber-Muhammadiyah dengan gembira, cerdas dan strategis. “Penghilangan beban yang memberatkan punggung seperti keberanian, berdiri tegak percaya diri, tekad dan perjuangan peninggian sebutan atau derajat,” paparnya. (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.