Muhammadiyah Wonocolo dapat kunjungan Staf Khusus Menteri Sosial RI Dr Faozan Amar. Liputan Salman Alfarisi, Kontributor PWMU.CO Surabaya.
PWMU.CO – Staf Khusus Menteri Sosial RI Dr Faozan Amar silaturahim ke Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonocolo, Surabaya. Dosen FE Uhamka Jakarta tersebut hadir, di sela kesibukannya mengawal dan menyalurkan bansos di Surabaya dan Sidoarjo, Sabtu (16/4/22).
Dalam kesempatan tersebut, Faozan Amar berbagi ilmu tentang manajemen diri. Menurutnya, kebahagian bagi orang yang berpuasa adalah menjelang berbuka puasa dan ketika berjumpa Allah SWT di akhirat nanti. Maka, perjuangan harus terus dilakukan, meskipun tantangan terus ada. Kita harus yakin bahwa kebaikan akan menang.
“Tetap semangat walaupun minoritas di suatu tempat, dengan tetap menjaga aset dan marwah perjuangan di Muhammadiyah. Jangan lupa, kaderisasi itu penting, untuk menyiapkan para kader yang kita tempatkan di Amal Usaha Muhammadiyah,” pesannya.
Faozan Amar juga menambahkan, agar memperjuangkan Persyarikatan Muhammadiyah secara totalitas baik organisasi yang dikuatkan, termasuk secara kekeluargaan. “Kalau perlu bagaimana menjaga Muhammadiyah dengan besanan sesama warga Muhammadiyah,” kata dia.
Terkait dinamika kebangsaan, dia mengatakan, berbagai suku, agama, bahasa, adat, budaya, kuliner, bencana adalah keanekaragaman yang Allah SWT berikan dan patut kita syukuri. “Sebagai bangsa kita harus tetap menjaga supaya berjalan sesuai dengan ketentuan yang benar,” tuturnya.
Kemiskinan Membawa Kekufuran
Sebagai mayoritas Muslim dengan persentase 87 persen, maka keberagaman bukan menjadi masalah. Ada masalah lain sebagai tantangan bersama yang harus dijadikan sebagai musuh bersama. “Pertama, adalah masalah kemiskinan. Selama dua hari kami blusukan di Surabaya dan Sidoarjo pada masyarakat kategori miskin. Kami menyalurkan bansos kepada masyarakat yang berhak menerimanya,” ungkapnya.
Kedua, kemiskinan membawa kekufuran. “Apa yang ada di Panti Asuhan Bayi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Rungkut menggambarkan kemiskinan menjadikan orang berbuat kufur. Anak ditinggalkan dan ditelantarkan dengan berbagai latar belakang,” kata dia.
Faozan Amar lalu berbagi solusi yang bisa dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan? “Menekan angka pengeluaran, misalnya sehari penghasilan Rp 30 ribu. Maka, kalau bisa pengeluaran kurang dari itu. Berbuka puasa bersama menjadi salah satu solusi. Khususnya mahasiswa,” selorohnya lalu mengenang masa-masa menjadi mahasiswa.
Tekanan, sambungnya, berbalik lurus dengan gaya. “Semakin banyak gaya semakin bayak pengeluaran,” tegasnya.
Selanjutnya, meningkatkan pendapatan. Sebab semakin banyak sumbernya maka semakin banyak pintu rezekinya. “Sumbernya tidak boleh satu untuk mendapatkan tambahan penghasilan,” pesan dia.
Kedua, kata dia, adakah masalah kebodohan, yang menjadi persoalan tersendiri bagi bangsa Indonesia. “Khususnya terkait penerimaan bansos, bantuan dari pemerintah seringkali terkendala secara teknis dan sistem,” ucapnya.
Solusinya, menurutnya, adalah sumber daya manusia (SDM) harus berkualitas. Jalannya adalah dengan terus belajar. Jangan berhenti untuk belajar mencari ilmu seluas-luasnya. “Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT dalam al-Quran Surat Al-Mujadilah ayat 11, bagaimana Allah SWT akan mengangkat derajat bagi orang yang beriman dan menuntut ilmu,” tutupnya.
Perkembangan Muhammadiyah Wonocolo
Sementara Sekretaris PCM Wonocolo Nurul Huda SPd menyampaikan, Masjid Fastabiqul Khoirot (Faskho) adalah satu-satunya masjid aset Muhammadiyah Wonocolo yang sudah secara legal. “Selain itu ada TK ABA yang dikelola oleh PC Aisyiyah Wonocolo. Kami mohon doanya bisa membeli lahan lagi untuk mengembangkan dakwah Muhammadiyah di Wonocolo,” paparnya.
Kedua, PCM Wonocolo mempunyai satu ranting yaitu Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Jemur Wonosari. “Sekarang dalam persiapan tambahan dua ranting, yakni ranting Sidosermo dan Bendul Merisi,” ungkap dia.
Kemudian, PCM Wonocolo mendirikan Kantor Layanan Lazismu Wonocolo untuk optimalisasi zakat, infaq dan shadaqah (ZIS). “Alhamdulillah, hasil kerjasama yang baik, kita mampu membeli ambulance untuk Lazismu Wonocolo. Berkah yang Allah berikan di masa pandemi selama kurang lebih lima bulan mengumpulkan donasi,” tutur Cak Huda, panggilan akrabnya.(*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.