Polisi Jujur dan Tegas Ini Telah Berpulang, liputan Mahfudz Efendi kontributor PWMU.CO Gresik
PWMU.CO – Sosok polisi yang disegani warga Gresik, Aiptu Jailani telah menghadap sang Ilahi, Ahad (17/4/22). Kasat Lantas Polres Gresik AKP Engkos Sarkosi mengatakan Aiptu Jailani telah meninggal dunia di usia 53 tahun. Dia memaparkan sosok Aiptu Jailani dikenal sebagai polisi jujur, tegas, dan disiplin.
Dari informasi yang dihimpun, anggota Satlantas Polres Gresik Aiptu Jailani dijemput dari rumahnya di Jalan Jaksa Agung Suprapto 6D/23 Gresik Kota menuju RS Semen Gresik dalam keadaan tak ada napas maupun denyut nadi. Setelah dilakukan pemeriksaan, Jailani dinyatakan meninggal dunia pukul 20.50 WIB.
Seorang pengendara mobil bernama Amin melaporkan bahwa dia melihat Aiptu Jailani masih bertugas Ahad sore. “Jam 4 tadi masih menghentikan truk di Manyar,” ungkapnya. Amin sampai heran melihat keberadaan Aiptu Jailani bertugas hingga di Manyar. Ternyata peristiwa itu terakhir kalinya dia melihat Aiptu Jailani bertugas.
Sehabis Shalat Tarawih
Sehabis shalat tarawih, tak lama setelah itu Rahmawati, istri Aiptu Jailani, memanggil-manggil tetangga sekitar rumahnya menyampaikan kondisi suaminya yang tiba-tiba ambruk di kasur. Beberapa tetangga berinsiatif telepon ambulance.
Ambulance Pertamina datang dan langsung bawa Aiptu Jailani ke Rumah Sakit Semen Gresik.
Mata Najwa
Pada tayangan Mata Najwa Metro TV 1 Juli 2015, Aiptu Jailani diundang sebagai tamu bersama Kapolri saat itu Jenderal Polisi Badrodin Haiti. Saat ditanya Najwa Shihab tentang pengalamannya dalam bertugas, sambil tersenyum geli, dia mengingat sikap tegasnya dalam menindak pelanggar lalu lintas.
“Ya, yang saya tilang istri saya sendiri,” ungkapnya
Saat ditanya host Mata Najwa keberadaan istrinya, dia lalu menunjukkan keberadaan istrinya di barisan kursi depan studio itu. Rahmawati, istri Aiptu Jailani, ketika ditanya Najwa Shihab, dia mengaku malu dan jengkel. Sontak jawaban istri Aiptu Jailani ini disambut tawa penonton di studio Metro TV kala itu.
Menilang Tanpa Tebang Pilih
Jailani yang diusulkan dalam Hoegeng Awards 2022 ini diketahui tak pandang bulu saat melakukan tugasnya. Dalam memberikan surat tilang, Aiptu Jailani tidak pernah pandang bulu. Mulai dari warga sipil, petinggi polisi, TNI, wartawan hingga pejabat Pemkab Gresik.
Bahkan, di tahun 2012, suami dari Rahmawati itu, pernah menilang seorang anggota KPK. Saking jujurnya, Jailani pernah menilang Rahmawati, istrinya sendiri.
Pada Maret 2012, Jailani bertugas mengamankan Car Free Day (CFD). Istrinya yang dalam perjalanan pulang, melintasi gang kecil dan terjebak di jalur CFD. Oleh rekannya sesama polantas yang bertugas, Rahmawati diarahkan keluar dari area CFD. Sayang, pelanggaran itu, diketahui suaminya yang tengah men-sweeping pengendara motor yang melanggar rambu CFD.
Rahmawati pun mendapat tilang dari sang suami. “Untung hari itu, hanya teguran tilang simpatik saja, sehingga istri saya tidak sampai disidang. Untungnya juga, istri saya mau mengerti dan memahami tindak tegas saya. Justru dia mendukung aksi saya,” ungkap Jailani sembari tersenyum geli.
Tegakkan Hukum
Dalam menegakkan hukum, Aiptu Jailani selalu bertindak tegas. Bahkan dia pernah menilang perwira dari Polda Jawa Timur, anggota polisi yang pangkatnya lebih tinggi tetap ditilangnya. Polantas kelahiran Jombang itu menilang si perwira tersebut karena memarkir kendaraannya tepat di rambu larangan parkir. Padahal, mobilnya itu di depan rumahnya sendiri, yang berada tepat di pinggir salah satu jalan protokol.
Saat menilang anggota KPK yang mobilnya kedapatan menerobos lampu merah. Dia sempat ditawari uang damai, yang entah jebakan atau memang sengaja menguji kejujuran Jaelani, bapak dari Nilam AW dan M Karim itu menolak dan meminta yang bersangkutan mengikuti aturan yang berlaku.
Saat ditanya tentang sikap tegasnya itu Jailani mengungkapkan alasannya, “Ada ketegasan dan kejujuran pada saya. Jangan sampai mau disuap sekecil apapun sebesar apapun,”jawabnya
Dia biasanya memberikan arahan mereka yang melanggar untuk membayar denda melalui Bank yang ditentukan. Dia sadar dan memberikan kepada kita suatu pembelajaran moral berharga, meskipun tak ada yang lihat, tak ada yang tau, takutlah sama yang di atas. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni