Kisah-Kisah tentang Dahsyatnya Istighfar, liputan Ain Nurwindasari, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik Hj Muyassaroh SPdI menyampaikan materi Fiqhun Nisa’ dalam kegiatan Safari Ramadhan PDA Gresik di Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Duduk Sampeyan, Ahad (17/4/2022).
Hadir juga sebagai pemateri Fiqhun Nisa’ dalam kegiatan ini, Ain Nurwindasari SThI MIRKH. Pada kesempatan kali ini Muyassaroh menyampaikan tentang dahsyatnya istighfar.
Dia mengingatkan para kader Aisyiyah memasuki 10 hari kedua Ramadhan, umat Islam seharusnya bertambah dekat kepada Allah. Untuk itu Muyassaroh mengawali kajiannya dengan kisah Rasulullah yang mengaminkan doa Jibril sebanyak tiga kali yang terekam dalam hadits:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam naik ke atas mimbar, ketika beliau naik ke atas tangga, beliau berkata ‘Amin’. Lalu beliau naik lagi ke atas tangga (tingkat kedua) dan berkata, ‘Amin’. Kemudian beliau naik lagi ke atas tangga (tingkat ketiga) dan berkata, ‘Amin’.
Lalu beliau berkata, “Jibril datang kepadaku dan berkata, ‘Wahai Muhammad, siapa saja yang mendapati bulan Ramadhan dan dia tidak diampuni, maka Allah akan melaknatnya.’”
Lalu aku (Rasulullah) berkata: ‘Aamiin.’ ”Jibril berkata lagi, ‘Dan siapa saja yang mendapati kedua orang tuanya masih hidup atau salah satunya, lalu dia masuk ke dalam neraka, maka Allah akan menjauhkannya dari rahmat-Nya.’” Aku katakan, ‘Amin.’ Jibril berkata lagi, ‘Siapa saja yang ketika namamu disebutkan, lalu ia tidak bershalawat kepadamu, maka Allah akan melaknatnya, katakanlah amin.’ Lalu aku katakan, ‘Amin.’ (HR Ath-Thabrani).
Setelah menyampaikan pengantar dengan hadits yang menggugah motivasi beribadah itu, Muyassaroh kemudian menjelaskan makna istighfar yakni memohon ampun atas dosa-dosa kepada Allah. “Istighfar dari bahasa Arab yang asalnya ghafara artinya menutup,” jelasnya.
Keutamaan Istighfar, Kisah Hasan Al-Bashri
Menurut Muyassaroh, istighfar memiliki banyak keutamaan. Pertama adalah menghapus dosa. “Allah tidak menyiksa kita tapi mengampuni dosa kita,” terangnya.
Dia kemudian mengutip al-Anfal ayat 33: “Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan.”
Kedua, membuka pintu rezeki. “Jadi istighfar juga membuka pintu rezeki,” ujarnya.
Muyassaroh mengisahkan ulama bernama Hasan Al-Bashri yang ditanya oleh murid-muridnya tentang permasalahan yang sedang menimpa muridnya.
“Wahai sang guru, saya ini ditimpa paceklik panjang, kering kerontang kebun saya, tidak bisa hidup. Ekonomi saya merugi. Mohon solusinya. Lalu jawab Hasan Al-Bashri: bacalah istighfar.
Datang lagi penanya kedua, wahai guru saya sudah menikah, namun belum dikaruniai Allah keturunan. Lalu dijawab lagi: bacalah istighfar.
Datang lagi ketiga: wahai guru, tanaman saya hijau subur tapi tidak ada buahnya, mohon solusi. Dijawab lagi: bacalah istighfar.”
Hassan Al-Bashri pun menjelaskan mengapa ia mengucapkan istighar.
“Bukan aku yang mengatakan, tapi itu Allah. Terdapat di dalam Nuh ayat 10-12”.
Yang artinya: “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.”
Baca sambungan di halaman 2: Kisah Imam Ahmad bin Hanbal