Kisah Imam Ahmad bin Hanbal
Ketiga, dimudahkan segala urusan. Siapa yang terusmenerus beristighfar akan dimudahkan segala urusan. “Tapi istighfarnya harus tulus dari dalam. Tidak boleh istighfar sambil senyum-senyum nonton TV. Jadi istighfar harus khusyu’ biar meresap dari lubuk hati paling dalam,” terangnya.
Muyassaroh pun menunjukkan sebuah hadis: ”Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah SWT akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka,” (HR Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).
Menurut dia nanyak sekali problematika kehidupan, baik dari anak maupun suami. Dengan istighfar insyaallah akan diberikan jalan keluar. “Jangan sampai dengan adanya masalah malah membuat down dan stress,” ungkapnya.
Dia kemudian mengutip ath-Thalaq ayat 23: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.”
Muyassaroh kemudian memberikan contoh dahsyatnya Istighfar yang terdapat dalam kisah Imam Ahmad bin Hanbal dan tukang roti.
“Suatu sore beliau ingin jalan-jalan ke wilayah Syam, padahal Damaskus dan Syam itu jauh. Beliau berjalan saja. Akhirnya tiba waktu shalat, beliau shalat di masjid. Begitu sudah Isya’ Imam Ahmad masih di dalam masjid. Oleh marbot masjid dikatakan, ‘permisi ya Syaikh, masjid mau saya tutup.’”
“Mohon maaf saya ingin tidur di sini. Karena aku seorang musafir.” Karena tidak boleh, kemudian diusir dari masjid.
Di depan masjid ada tukang roti, “Wahai musafir, kemarilah, di dalam rumahku ada kamar kosong satu. Silakan ke rumahku.”
Begitu masuk, ternyata tukang roti ini senantiasa beristighfar sambil membuat roti. “Yang kamu ucapkan itu bagus sekali, apa manfaatnya?”
“Masyaallah ya Syaikh, semua keinginan saya dikabulkan semua.”
“Apa keinginanmu yang belum dikabulkan Allah?”
“Yang belum dikabulkan hanya satu, kepengen ketemu Imam Ahmad bin Hanbal dari Damaskus.”
“Masyaallah, istighfarmu ini yang menuntun aku ke sini.”
Baca sambungan di halaman 3: Kisah Dokter Pakistan