Siswa SD Ikrom Juara Hari Anak Nasional, liputan Muhammad Nasikin kontributor PWMU.CO
PWMU.CO – Kesucian dan keberkahan bulan Ramadhan memberikan kebahagiaan kepada siswa SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage Anindya Rengganis Pramitha Putri. Dia meraih juara III dalam lomba kreativitas siswa ABK jenjang SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Selasa (19/4/22).
Dalam event itu Mitha –sapaan akrabnya- mengikuti lomba keterampilan daur ulang barang bekas. Dia mendaur ulang kardus bekas menjadi vas bunga yang cantik berbentuk love dan gelas (tabung).
Untuk membuat vas bunga yang cantik dari barang bekas, siswi kelas V Royyan ini memerlukan kardus bekas, lem tembak, penggaris, pensil, hiasan bunga, pernak pernik hiasan.
Langkah pertama, Mitha membuat pola terlebih dahulu, mulai dari pola alasnya. Kemudian pola persegi panjang yang nantinya berbentuk gelas, dan terakhir pola bergambar love. Pola berbentuk gelas diberi warna kuning dan pola berbentuk love diberi warna merah. Setelah pola-pola terbentuk, kemudian digunting dengan rapi dan penuh kehati-hatian.
Memasuki proses penempelan. Menggunakan lem tembak agar dapat menyatu dengan sempurna pada setiap pola atau bentuknya. Dua sisi pola berbentuk love ditempelkan dan disatukan sehingga menjadi bangun 3 dimensi. Sedangkan pola persegi panjang menjadi bentuk gelas dengan menempelkan masing-masing ujungnya.
Hiasan Pernak Pernik
Mitha menempelkan bagian perbagian proses selanjutnya adalah memberi hiasan pernak pernik pada setiap sisi-sisinya agar terlihat cantik. Pernak pernik yang ditempelkan di setiap sisinya berupa pita warna merah dan kuning.
“Setelah pola love dengan pita merah disisinya dan pola gelas dengan pita warna kuning tertempel dengan baik, maka kedua pola tersebut ditempelkan berdampingan di atas alas.”
Terakhir meletakkan bunga yang sudah disiapkan ke dalam bentuk gelas dan love yang sudah dibuat. Perpaduan warna mencolok merah dan kuning dengan beberapa bunga di dalamnya membuat vas bunga terlihat cantik.
Menjaga Mood
Shadow teacher, Septi Ayu Maulidia menjelaskan selama pembimbingan mengalami beberapa tantangan terutama menjaga mood mbak Mitha dan mengajari menggunakan gunting dan lem tembak.
“Menjaga mood Mbak Mitha adalah tantangan tersendiri dan kesulitan yang dialaminya adalah membuat pola atau gambar,” jelasnya.
Dia memaparkan pembimbingan di hari pertama, dia terlebih dahulu mengenalkan alat dan bahan-bahan yang akan digunakan. Mengajari membuat pola berupa garis dan kemudian meminta untuk menebalinya. Selain itu dia juga mengajari cara menggunakan gunting dan lem tembak agar tidak membahayakan dirinya.
Di bimbingan berikutnya, dia mulai lebih serius lagi dengan menggunakan bahan asli kardus bekas serta cara penyusunan hingga menjadi vas bunga yang diinginkan. Dan pada hari H sebelum berangkat pun disempatkan untuk breafing sebentar mereview cara pembuatannya agar Mitha tetap mengingat dengan benar setiap detailnya.
Meskipun selama pembimbingan mengalami kendala dan tantangan, dia merasa senang dan bangga atas prestasi yang diraih anak didiknya.
“Kesungguhan dan ketelatenan mbak Mitha mengantarkannya meraih juara III,” jelasnya.
Dia juga merasa semakin yakin setiap anak memiliki keistimewaan atau kelebihan. Kelebihan anak-anak hebat (inklusi) ini perlu difasilitasi dengan baik dan SD Ikrom telah membuktikannya.
Hal senada juga disampaikan waka kesiswaan. Nur Lailatul Azizah SPd mengatakan ini adalah prestasi anak-anak hebat (inklusi) Ikrom.
“Alhamdulillah prestasi luar biasa dan membanggakan yang didapatkan anak hebat kita, Kakak Mitha semangat berlatih untuk memberikan yang terbaik. Semoga prestasi ini menjadi motivasi dan inspirasi untuk kita semua,” jelasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.