Tantangan Melahirkan Pengusaha
Selanjutnya, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini menyampaikan tantangan berikutnya bagi Muhamamdiyah.
“Muhammadiyah ke depan harus mampu melahirkan pengusaha-pengusaha yang akan memiliki peran dalam pembangunan bangsa dengan membuat negara menjadi kaya dan rakyatnya sejahtera,” katanya dengan penuh semangat.
“Atau sebaliknya, justru bangsa Indonesia ini membuat para pengusaha itu menjadi kaya, dan dialah yang akan menentukan penguasa di negeri ini,” lanjutnya.
Anwar Abbas kemudian mengutip hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang berbunyi: اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى
Yang artinya: “Tangan di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah.
Menurut pengamatannya implementasi dari hadits di atas seringnya tidak sesuai dengan fakta seharusnya. Dimana meskipun memberikan sesuatu bantuan dengan maksud lain yang hanya menguntungkan pribadi dan golongan sendiri.
Dia lalu menyitir ar-Ra’d ayat 11 yang berbunyi:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ
Yang artinya, sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.
Anwar Abbas kemudian mengajak peserta pengajian untuk meresapi makna dari firman Allah dalam surat ar-Ra’d di atas dengan menerapkannya pada persyarikatan Muhammadiyah. Allah tidak akan mengubah nasib orang Muhammadiyah kalau individu-individu yang ada di dalam Muhammadiyah ini berusaha mengubah kepada dirinya.
“Maka, apa yang harus kita lakukan sebagai warga persyarikatan Muhammadiyah?” tanyanya kepada seluruh peserta.
Muhammadiyah harus melakukan sesuatu yang bersifat mendasar dan fundamental agar nasib organisasi Muhammadiyah berikutnya menjadi lebih unggul secara kualitatif maupun kuantitatif.
Oleh karenanya, Buya Anwar Abbas mengajak seluruh warga Persyarikatan khususnya dari Lamongan untuk menjadi pelopor dalam mengambil peran untuk kepentingan bangsa dan negara.
Menurutnya, jalan yang dapat ditempuh agar terbentuk khaira ummah yaitu dengan menghijrahkan pimpinan dan anggota persyarikatan dari employ mentality (mental pekerja) menjadi enterprenership mentality (mental wirausaha).
“Mudah-mudahan Muhammadiyah masa depan jauh lebih baik daripada Muhammadiyah hari ini,” harapnya mengakhiri tausiahnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/AS