Memupuk Rasa Empati
Sementara itu, Dadang Prabowo menyampaikan tujuan mengadakan acara ini yakni memupuk rasa empati dan menjalin silaturahim dengan sesama. Apalagi di bulan Ramadhan, lanjutnya, berbuat amal kebaikan sangat dianjurkan.
“Tidak perlu menunggu kaya untuk bersedekah. Bersedekah tidak selalu dengan harta dan materi. Yang punya kelebihan ilmu bisa beramal dengan ilmunya. Yang punya tenaga, bisa beramal dengan tenaganya,” kata Dadang.
Dia menambahkan kehidupan pesantren selama 24 jam, memungkinkan para santri untuk menyerap pendidikan dan pengajaran lebih banyak daripada mereka yang hanya sekadar sekolah pagi kemudian pulang siang hari.
“Pola dan sistem yang diajarkan di pesantren tidak selalu menjadikan santri sebagai obyek pendidikan. Mereka juga dilibatkan dalam mengatur dan mengelola kehidupan pesantren. Mereka belajar dengan melaksanakan, learning by doing,” terang Dadang.
Pada kesempatan itu Ketua Umum IPM SPEAM Nufal Darma Rafif ikut berbagi pengalamannya selama belajar dan mengurus oraganisasi. Santri asal Pasuruan itu bercerita tentang rutinitas kehidupan di SPEAM mulai dari bangun pagi jam 03.00 sampai malam menjelang tidur. Dan semua itu, lanjutnya, diatur oleh pimpinan IPM di bawah bimbingan SPEAM.
“Sebagai pemimpin IPM, kami ditugasi untuk mengatur beberapa hal: mulai dari menyusun jadwal muadzin dan imam, mengatur jadwal piket asrama, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Acara pun ditutup dengan pembagian takjil dan menu berbuka bersama yang disiapkan oleh IPM SPEAM. Dana pengadaan menu buka puasa dan pemberian bantuan pendidikan bagi para santri panti asuhan dihimpun dari para donatur.
Setelah menyantap takjil dan melaksanakan shalat Maghrib, pimpinan IPM membagikan donasi dana ke pengurus panti asuhan untuk diberikan kepada para santri. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni