Baitul Arqam Zona II Bojonegoro Kuatkan Ideologi Muhammadiyah; Liputan Kontributor PWMU.CO Bojonegoro Suprapto.
PWMU.CO – Proses pengaderan di Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro kembali berjalan pada April 2022. Dua tahun terakhir terpaksa berhenti karena kondisi pandemi Covid-19.
Kegiatannya berlangsung tatap muka dengan fokus menyasar 16 cabang di wilayah Barat dan Selatan. Yaitu Cabang Tambakrejo, Ngraho, Porwosari, Padangan, Kedewan, Kasiman, Kalitidu, Trucuk, Gayam, Ngasem, Ngambon, Gondang, Sekar, Bubulan, Temayang, dan Dander.
Untuk efektivitas waktu dan tenaga, pelaksanaannya berdasarkan zonasi. Tiga sampai lima cabang digabung menjadi satu zona sesuai kedekatan geografisnya.
Pada tahun 2022, terbagi menjadi empat zona. Zona I di Cabang Padangan yang meliputi Padangan, Kedewan, dan Kasiman (3/4/22). Zona II terselenggara di Cabang Tambakrejo yang meliputi Tambakrejo, Ngraho, dan Porwosari (10/4/22).
Sedangkan zona III bertempat di Cabang Kalitidu; mencakup Trucuk, Gayam, Ngasem, dan Ngambon (23/4/22). Terakhir, zona IV bertempat di Cabang Bubulan; mencakup Gondang, Sekar, Temayang, dan Dander (24/4/22).
Kembangkan Cabang Merata
Baitul Arqam zona II berlangsung di kediaman ketua PCM Tambakrejo Marjudin yang diikuti sebanyak 25 peserta. Di antaranya, hadir Ketua PDM Kabupaten Bojonegoro Drs H Suwito MSi, Wakil Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) dan MPKU Dr H Rodli Abdurrahman MAg.
Hadir pula Pimpinan MPK PDM Bojonegoro, serta peserta Baitul Arqam dari unsur ketua dan anggota PCM Tambakrejo, Ngraho, dan Purwosari.
Ketua MPK PDM Bojonegoro Yazid Mar’i menyampaikan, di era digital ini dakwah lewat media sosial harus mendapatkan perhatian serius. Harapannya, syiar Muhammadiyah benar-benar terasa di masyarakat.
“MPK berkomitmen ke depan ini kita akan menyiapkan tim dakwah digital yang berasal dari anak-anak yang tersebar di ortom-ortom baik itu dari IMM, IPM, PM, NA, dan HW. Insya Allah telah kita agendakan sebuah pelatihan untuk membekali mereka dalam mengawal dakwah digital ini,” ungkapnya.
Yazid—sapaan akrabnya—juga menekankan perlunya perhatian serius dan penanganan khusus untuk 16 cabang di wilayah Barat dan Selatan. “Baitul Arqom untuk tahun ini masih kita kawal, juga dengan harapan yang wilayah tengah dan Timur tidak boleh merasa iri dan bisa melaksanakan Baitul Arqom secara mandiri,” tandasnya.
Sejalan dengannya, Suwito menegaskan, Pimpinan Daerah berkomitmen menggerakkan dan mengembangkan pimpinan cabang secara merata. “Wilayah Barat masih butuh sentuhan dan dukungan baik support moral maupun modal,” imbuhnya.
Kuatkan Ideologi Muhammadiyah
Selanjutnya, Wakil ketua bidang MPK dan MPKU yang akrab disapa Rulli menekankan pentingnya semua lapisan warga dan pimpinan mempunyai ideologi Muhammadiyah yang kuat.
“Pimpinan tidak hanya harus mampu merapatkan barisannya, tidak hanya mampu mengatur strategi pergerakan sehingga gerakan amar makruf nahi mungkar bisa berjalan dengan maksimal, tetapi juga harus ada kemampuan memobilisasi anggota tatkala dibutuhkan berkumpul,” terangnya.
Falsafahnya, “Jangan sampai ia hanya mampu berbaris tapi susah bila diajak berkumpul.”
Rulli lantas berpesan, agar pimpinan dan warga Muhammadiyah tidak menyelisihi qaidah gerakan. “Tidak meninggalkan kelaziman, serta tidak mengkhianati Amal Usaha Muhammadiyah,” tuturnya.
Baca sambungan di halaman 2: Manhaj Tarjih Muhammadiyah