Berbuat Baik kepada Tetangga
Tetangga merupakan orang-orang yang hidup di sekitar tempat tianggal kita. Merekalah yang dapat menolong ketika kita membutughkannya. Sedangkan saudara kadang berjauhan antara satu dengan lainnya karena factor tempat kerja atau dalam rangka mencari maisyah. Oleh karena itu pesan nabi di atas hendaknya berbuat baik kepada tetangga, niscaya akan menjadi Mukmin.
Mengapa berbuat baik kepada tetangga menjadi Mukmin? Kata mukmin seakar dengan kata aman. Jadi seorang Mukmin adalah seorang yang dalam keamanan, baik keamanan dari Allah maupun sesama manusia. Maka seorang Mukmin adalah orang yang aman dalam kehidupannya, dengan keamanan itu lahirlah hidup yang sejahtera lahir dan batin.
Dalam hadits yang lain Rasulullah mengingatkan barangsiapa yang mengaku beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaknya ia memiliakan tetangganya. Demikian pula anjuran Rasulullah Ketika seseorang memasak yang ada kuahnya, Rasulullah memerintahkan untuk memperbanyak kuahnya itu agar bisa dibagikan kepada tetangganya.
Dalam hal ini Rasulullah memotivasi agar umatnya gemar bersedekah kepada tetangganya, memberi hadiah baik kepada yang sebenarnya mampu dan apalagi bagi yang tidak mampu. Dengan saling memberikan hadiah itu menjadikan stumbuh sikap kasih saying sesame tetangga.
Mencintai Orang Lain
Nasihat keempat, mencintai orang lain seperti mencintai diri sendiri maka akan menjadi orang Muslim. Rasulullah menggambarkan Muslim itu cirinya adalah ketika orang lain selamat dari bahaya lisan dan tangannya. Muslim seakar dengan kata salamah yang dalam bahasa kita disebut selamat. Selamat bagi dirinya maupun orang lain.
Untuk mewujudkan keselamatan bersama, maka mencintai orang seperti mencintai diri sendiri merupakan keniscayaan. Jika kita ingin selamat maka kita juga harus menjadi penyebab selamatnya orang lain. Artinya keinginan dan harapa dasar setiap orang sesungguhnya sama. Jika kita ingin selamat, aman dan tentram dalam kehidupan ini maka sudah seharusnya kita menciptakan secara Bersama-sama lingkungan kita yang demikian.
Jangan Tertawa Berlebihan
Pesan kelima, jangan bányák tertawa, Tertawa itu sehat, begitu di antara seloroh orang-orang yang suka ngobrol begadang. Tapi pesan Nabi jangan terlalu banyak tertawa dengan berlebih-lebihan, sebab hal itu akan mematikan hati. Dan sebaiknya dihindari tertawa dengan terbahak-bahak, karena biasanya yang terbawa terbahak-bahak itu adalah orang-orang jahat yang berhasil dengan kejahatannya. Dan tertawa demikian seperti tertawanya iblis dan bala tentaranya.
Rasulullah mengajarkan agar kita justru banyak tersenyum. Tersenyum saja cukup tidak perlu tertawa terbahak-bahak. Bahkan senyuman yang tulus lahir dari ketulusan hati merupakan sedekah kepada lainnya. Senyum yang tulus menunjukkan hatinya selalu dalam kondidi jernih, sehingga mudah bersedekah dengan senyuman. Berbeda dengan orang yang hatinya keras dan kaku, akan teras sulit memberikan senyumannya, kalau toh ada senyuman kadang agak dipaksakan.
Itulah lima wasiat atau nasihat Rasulullah kepada umatnya. Lima nasihat itu singkat dan padat tetapi mengandung makna yang sangat dalam dan sekaligus menjadi pedoman agar dalam kehidupan bermasyarakat kita dapat memposisikan diri secara baik dan benar. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Ancaman Bagi yang Membatalkan Puasa Ramadhan tanpa Alasan Syar’i adalah versi online Buletin Jumat Hanif Edisi 20 Tahun XXVI, 22 April 2022/21Ramadhan 1443