Al-Quran sebagai Obat, Begini Penjelasannya

Ketua PDM Jember H Kusno saat menyampaikan materi (Andi Saputra.PWMU.CO)

Al-Quran sebagai Obat, Begini Penjelasannya liputan Andi Saputra, kontributor PWMU.CO Jember.

PWMU.CO – Nuzulul Quran menjadi salah satu malam yang paling dinanti di saat bulan Ramadan. Biasanya peringatan Nuzulul Quran dilaksanakan pada malam 17 Ramadan. Sebetulnya malam Nuzulul Quran ini memperingati malam turunnya al-Quran yang menjadi petunjuk sekaligus obat pencerahan bagi seluruh umat Muslim di dunia.

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jember H Kusno SAg MPdI menyampaikan hal itu dalam acara Siraman Ruhani Ramadan Universitas Jember (Unej) dengan tema Al-Qur’a Kitab Pencerahan, di Masjid al-Hikmah Unej, Jumat (22/4/22).  

Dalam kesempatan itu Ustad Kusno menyampaikan, bagi umat Muslim al-Quran tidak hanya dapat dijadikan sebagai petunjuk. Namun al-Quran juga bisa menjadi obat pencerahan bagi setiap persoalan yang dihadapi manusia. Sebagaimana disebutkan di dalam surah Yunus ayat 57 bahwa al-Quran adalah penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.

“Sebagian dari al-Quran ayat-ayatnya itu ada yang bersifat menjadi penawar, menjadi obat penyembuh utamanya penyakit-penyakit yang ada di dalam dada. Supaya dada manusia itu menjadi jembar (luas),” ujarnya.

Dada Luas Hati Tenang

Dada dan hati yang luas menurut dia akan menghadirkan jiwa yang tenang dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Jika hati luas maka segala kesulitan yang ada tidak akan pernah menjadi sebuah beban yang berat.

“Mau minyak goreng mahal ataupun langka tetap tenang. Kemudian mencari solusi dengan membuat minyak kelapa, justru itu lebih sehat dan masalah terselesaikan. Jadi kalo hati luas tidak akan bingung ikut antrian minyak goreng dimana-mana,” ungkap Ustad Kusno.

Dalam ceramahnya Ustad Kusno mengungkapkan, manusia yang mendapatkan al-Quran sebagai obat itu nanti akan ada proses perbaikan-perbaikan. Perbaikan cara berpikir termasuk perbaikan cara yang benar dalam berkeyakinan.

“Akan diluruskan oleh al-Quran itu. Tetapi syaratnya dia harus beriman kalau tidak beriman maka tidak bisa. Ini kata kunci yang harus kita pegang, diturunkan al-Quran itu untuk pengobatan apa yang ada di jiwa manusia,” terangnya. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version