Bagaimana Cara Menggapai Lailatul Qadar ketika Sedang Haid?
Setiap Muslim tentu ingin mendapatkan Lailatul Qadar dengan memaksimalkan amal ibadah pada malam-malam di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Namun jika pada saat itu ia sedang berhadas besar apakah ada kemungkinan bisa menggapai malam yang mulia tersebut?
Di antara amalan-amalan yang dapat dilakukan dalam menghadapi lailatul qadar sebagaimana dipaparkan di atas ialah Lailatul Qadar, iktikaf, berdoa, dan memperbanyak amal shalih.
Untuk melaksanakan qiyamu Ramadhan hal ini tidak mungkin bagi wanita yang haid. Demikian pula untuk iktikaf karena dalam iktikaf seseorang hendaknya melaksanakan ibadah shalat, dzikir, dan berada di masjid dalam waktu yang lama.
Namun masih ada kesempatan untuk menggapai malam Lailatul Qadar tersebut yakni dengan memperbanyak doa sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, yaitu
“اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى”
Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku.
Juga doa secara umum selain doa di atas, dalam rangka bertaqarrub (mendekatkan diri dengan Allah). Karena sesungguhnya Allah SWT dekat dan Maha mengabulkan doa (al-Baqarah:186).
Selanjutnya wanita yang haid bisa melakukan berbagai macam amal shalih selain yang dilarang untuk dilakukan ketika haid (shalat, thawaf, berhubungan badan) untuk menghadapi malam Lailatul Qadar. Makna amal shalih sangatlah luas yang mencakup segala perbuatan baik yang diperintahkan oleh Allah di dalam al-Quran dan hadits maupun yang tidak disebutkan dalilnya selama bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain, baik di dunia maupun di akhirat.
Wanita yang haid masih bisa berdzikir, membaca al-Quran, membantu meringankan beban orang lain, menambah ilmu pengetahuan. dan lain-lain.
Dengan kata lain wanita yang haid memiliki kesempatan yang sama untuk meraih kemuliaan malam lailatul qadar yaitu dengan memperbanyak doa dan amal shalih didasari dengan niat ikhlas untuk beribadah semata-mata karena Allah dan mendapatkan kemuliaan malam Lailatul Qadar.
Wallahu a’lam bish shawab. (*)
Ustadzah Ain Nurwindasari SThI, MIRKH adalah anggota Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Asiyiyah (PDA) Gresik; alumnus Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) PP Muhammadiyah dan International Islamic University of Malaysia (IIUM); guru Al-Islam dan Kemuhammadiyahan SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik.
Editor Mohammad Nurfatoni