Begini Desain Internasionalisasi Muhammadiyah Tahun 2112, Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Ketua Lembaga Pengembangan Cabang Ranting (LPCR) Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2015-2020 Dr Phil Ahmad Norma Permata MA memberikan menguatkan peran Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) dalam upaya internasionalisasi dakwah dan pemikiran Muhammadiyah di Baitul Arqam PCIM sedunia, Ahad (17/4/22).
Dia hadapan 130 peserta dari PCIM seluruh dunia yang hadir di ruang Zoom itu, Norma—sapaan akrabnya—menegaskan, Muhammadiyah punya kelebihan yang akan bermanfaat jika mereka ceritakan kepada orang lain. “Kita yakin yang kita lakukan itu sungguh-sungguh. Sehingga layak diajarkan kepada orang lain,” ujarnya.
“Ketika kita di luar negeri, mental kita jangan hanya mental murid ingin belajar di sini di situ, tapi juga ada mental sharing. Terutama menceritakan prestasi leluhur kita di Muhammadiyah!” tutur Penasihat PCIM Jerman Raya yang merupakan Ketua pertama PCIM Jerman Raya.
Darah Pemberani
Dia lantas menunjukkan peta pengembaraan bangsa Austronesia (Melayu Kuno). “Kalau ada lagu ‘Nenek moyangku seorang pelaut’ itu bukan kiasan, itu sungguhan!” ujarnya sambil menyanyi.
Norma menyatakan nenek moyang mereka sudah mengembara sampai di Madagaskar Afrika Timur, juga sampai di New Zealand seribu tahun yang lalu. “Nabi Musa untuk menyeberang laut yang sini pakai mukjizat. Nenek moyang kita menyeberangi laut seluas ini pakai perahu,” imbuhnya.
Artinya, kata Norma, dalam darah mereka ada darah orang-orang pemberani yang menyebarkan kebaikan ke seluruh pelosok laut Selatan. Salah satu bentuk kebaikan nenek moyang mereka misalnya, mengajari masyarakat bercocok tanam.
Bukan Gerakan Normatif
Dia lantas mengungkap pendapatnya, “Bukan pemikiran yang kita internasionalisasi. Tapi gerakan dan amal usaha. Gerakan itu mengubah menuju sesuatu lebih baik. Amal usaha itu menjadikan gerakan sistematis dan berkelanjutan.”
Norma juga menyatakan, karakter gerakan Muhammadiyah bukan normatif. “Kita tidak pernah mendesain untuk tujuan tertentu,” ujar Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.
“Konsep negara Islam menurut Muhammadiyah tidak ada. Begitu pula dengan konsep masyarakat ideal menurut Muhammadiyah. Karena gerakan Muhammadiyah adalah gerakan amaliah untuk meringankan penderitaan umat,” tambahnya.
Yang terpenting menurutnya, Kiai Ahmad Dahlan mengajarkan konsistensi, kesungguhan, serta menggunakan Islam untuk memberdayakan umat.
Baca sambungan di halaman 2: Muhammadiyah Abad Ke-3