Indikator Islam Berkemajuan ala Muhammadiyah Sedang Disusun, Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Beragam pertanyaan kritis peserta menyambut pemaparan Ketua Lembaga Pengembangan Cabang Ranting (LPCR) 2015-2020 Dr Phil Ahmad Norma Permata MA tentang peran Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) dalam internasionalisasi dakwah Muhammadiyah di Baitul Arqam PCIM sedunia, Ahad (17/4/22).
Salah satu pertanyaannya dari Sekretaris PCIM Turki, Jelang Ramadhan alias J Ramadhan. Dia menanyakan bagaimana pola repetisi dakwah untuk internasionalisasi Muhammadiyah di negeri mayoritas Muslim.
Dia menegaskan, “Bagaimana mengarusutamakan paham reformasi atau revivalis dalam konsep Islam berkemajuan di tengah belenggu tradisi di era disrupsi saat ini?”
“Seperti di Turki yang memahami agama Islam sebagai tradisi sehingga paham agama yang tidak diatur negara dapat mengakibatkan disrupsi di negara tersebut,” ungkapnya.
Susun Indikator Islam Berkemajuan
Menanggapi ini, Norma menerangkan pihaknya sedang menyusun indikator Islam berkemajuan dalam bahasa ilmu pengetahuan yang bisa diukur dalam beberapa aspek. Seperti agama, sosial, lingkungan, dan lainnya.
“Nantinya, diharapkan ada ‘wajah’ yang membuat kita bisa berkomunikasi dan bekerja sama dengan kekuatan internasional. Isu tentang bencana, pemberdayaan, kelompok terpinggir, indikatornya apa yang sudah Muhammadiyah kerjakan,” jelas penasihat PCIM Jerman Raya itu.
Sebab, kata Norma, Muhammadiyah selalu diminta membaca Sustainable Deveopment Goals (SDGs). Padahal sudah banyak yang Muhammadiyah lakukan. “Sehingga bagaimana kita membuat indikator yang kompatibel dengan SDGs dan orang lain bisa membaca ini yang Muhammadiyah lakukan,” ujarnya
Dengan demikian, harapannya, kalau mau menjalin kerja sama internasional nanti tidak sesulit yang dibayangkan. “Karena apa yang akan kita kerjakan sebenarnya apa yang sudah dan ingin dikerjakan banyak orang. Tinggal kita mengomunikasikan sektor apa dan indikatornya apa,” imbuh Ketua PCIM Jerman Raya pertama itu.
Norma menguatkan, “Kita harus yakin apa yang kita lakukan layak untuk dipelajari oleh mereka. Kita tidak kalah, kita setara. Kita belajar apa yang mereka ahli, kita sampaikan apa yang kita kerjakan!”
Demikian penjelasan Norma di hadapan sekitar 130 peserta yang hadir di ruang Zoom itu. Mereka mewakili 35 PCIM di seluruh dunia. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni