PWMU.CO – Kepulangan menjadi hal yang sangat dinantikan santri asrama tahfidz putri Al-Mizan Muhammadiyah Lamongan. Pasalnya, momen Hari Raya Idul Fitri adalah saatnya berkumpul bersama keluarga.
Namun, setiap libur perpulangan, baik libur akhir tahun, libur Idul Fitri, Idul Adha, maupun ibur lainnya, pondok selalu memberlakukan persyaratan. Syarat tersebut di antaranya target hafalan al-Quran maupun Hadist Arbain.
Hari itu, Ahad (17/4/2022) momen penuh haru dan tangis mewarnai proses perpulangan santri asrama tahfidz putri Al-Mizan Muhammadiyah Lamongan. Sebelum perpulangan, para santri harus murajaah hafalan di hadapan para orang tua. Inilah yang membuat momen haru mewarnai proses perpulangan.
Persyaratan Perpulangan
Syarat perpulangan untuk santri ada tiga hal. Pertama, mengkhatamkan tilawah al-Quran minimal satu kali khatam. Kedua, mencatat setiap tausiyah yang disampaikan pasca shalat tarawih dan mengumpulkan pada malam tepat sebelum perpulangan. Ketiga, mengambil blangko perpulangan.
Sementara persyaratan santri bersama wali nya yaitu, dengan cara menyetorkan beberapa hafalan surat al-Quran (murajaah) kepada wali nya.
Adapun ketentuan murajaah adalah sebagai berikut. Pertama juz 30 dengan memilih satu surat (al-Insyiqaq, at-Takwir, dan al-Infithar). Kedua, Juz 29 dengan memilih satu surat (al-Jin, al-Ma’arij, al-Haqqoh). Ketiga, Juz 28 dengan memilih satu surat (ath-Thalaq, at-Tahrim).
Tujuan persyaratan ini diberlakukan adalah karena santri memiliki kewajiban untuk menghafal al-Quran dan murajaah. Selain santriwati yang memiliki tanggung jawab, wali santri juga harus mengambil peran dalam proses menghafal setiap putrinya.
Ketua Kesantrian Asrama Tahfidz Putri Al-Mizan Ustadz Muttaqin mengungkapkan, kegiatan tasmi bersama wali santri ini bertujuan agar wali santri merasa memiliki tanggungjawab untuk membimbing dan mengontrol hafalan anaknya selama berada di rumah.
“Wali santri banyak yang merasa terharu, meneteskan air mata, serta tersentuh hatinya ketika mendengarkan bacaan hafalan putrinya,” ungkap Ustadz Muttaqin.
Dia berharap agar simaan antara santri dengan walinya ini bisa dilaksanakan setiap menjelang liburan perpulangan, agar wali santri mengetahui perkembangan, pencapaian dan kualitas hafalan anaknya.
“Imam Hakim meriwayatkan dari Buraidah bahwa Nabi bersabda, Barang siapa yang membaca al-Quran dan mengamalkannya, maka akan dipakaikan kepadanya sebuah mahkota yang terbuat dari nur (cahaya). Dan kedua orang tuanya akan dipakaikan dua pasang pakaian yang sangat indah tiada bandingnya di dunia ini. Orang tuanya akan bertanya kepada Allah, Ya Allah, mengapa kami diperlakukan seperti ini?” Allah menjawab, ini adalah pahala bacaan al-Quran anakmu,” pungkasnya. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni