April Kerjakan Dua Edisi, Pemred Matan Stres Kejar Deadline laporan Dahlansae, kontributor Pare Kediri.
PWMU.CO– Inilah enaknya zaman internet. Pekerjaan bisa dihandel di mana pun tempat. Tidak harus di kantor. Pertemuan bisa lewat grup WA atau meeting online.
Itulah yang dilakukan Pemimpin Redaksi Majalah Matan, Ainur Rafiq Sophiaan MSi saat memenuhi undangan ceramah di Masjid Imam Balqi Kampung Inggris Pare Kediri, Sabtu (23/4/2022).
Usai ceramah dia diminta menginap di rumah Ketua Takmir Yusuf Azis yang juga anggota DPRD Kabupaten Kediri dari Fraksi PAN.
”Mas Yusuf ini masih saudara. Saya dan istri bermalam di Pare dua hari. Semua peralatan saya bawa ke sini supaya bisa ngedit dan koordinasi dengan lainnya,” kata Cak Ainur, panggilan akrabnya.
Dari Pare, dia menghubungi penulis untuk segera mengirim tulisan untuk edisi Juni. Dia juga mengendalikan para reporter. ”Dari sini semua kerjaan dikoordinasi, sehingga ketika balik ke Surabaya clear semua. Sebelum Lebaran naskah sudah tutup. Habis Lebaran tinggal cetak,” jelasnya .
Jadi bulan April ini, sambung dia, tim redaksi menyiapkan terbit dua edisi bulan Mei dan Juni. Deadline Matan edisi Mei dimajukan awal April. Tanggal 20 April sudah selesai cetak dan siap diedarkan. Pas Lebaran 2 Mei sudah bisa dibaca.
Sekarang mengerjakan naskah untuk majalah edisi Juni. Deadline dipasang tanggal 30 April. Dia menjelaskan, double deadline ini dilakukan karena awal Mei pas Lebaran Idul Fitri. Percetakan juga libur tanggal 1-8 Mei.
” Jelang Lebaran orang sudah ribut ngurusi mudik ke kampung. Karena itu semua pekerjaan harus selesai akhir April. Biar saat mudik dan Lebaran tak kepikiran deadline lagi,” ujarnya.
Dia menuturkan, Pemimpin Umum dan Wakil PU Matan Prof Dr Biyanto dan Nur Cholis Huda MSi yang meminta semua naskah beres di April ini. Majalah edisi Juni harus cetak setelah libur Lebaran.
”Majalah edisi Juni harus sudah terbit setelah Lebaran. Insyaallah sudah bisa dibaca pada 15 Mei. Karena itu target kita sebelum mudik naskah harus sudah nutup semua. Ini yang bikin saya stress,” katanya sambil tertawa.
Namun dia bersyukur para penulis dan wartawan Matan sudah paham suasana kerja jelang Idul Fitri ini. ”Para penulis kita paham mekanisme kerja jurnalistik yang dibatasi deadline. Dalam bahasa agama deadline itu kan seperti akidah, tidak bisa ditawar-tawar lagi,” ujarnya.
Parpol Baru
Ainur Rafiq menjelaskan, laporan utama Matan edisi Juni 2022 maraknya debutan Parpol Islam baru. Ulasan hasil wawancara berbagai narasumber politisi dan pengamat politik.
Dia menerangkan, topik ini diangkat karena, pertama, parpol-parpol Islam ini sekarang kuenya tidak besar. Parpol Islam yang ada saja tidak maksimal, jadi partai menengah. Jadi partai kecil saja beruntung. Bahkan ada yang tidak masuk parlemen karena threshold tidak bisa masuk Senayan,” katanya.
”Kondisi partai yang ada saja sudah seperti itu, apalagi muncul partai-partai Islam baru yang kita nggak tahu nanti verifikasi KPU lolos apa enggak, harapannya semua bisa lolos verifikasi,” tuturnya.
Kedua, partai-partai Islam pengurus dan pemilihnya sama. Tidak bisa mengambil anggota dan pemilih baru. Karena itu mengambil hak temannya dari partai lain.
”La Ini masalahnya, tidak memperluas jangkauan tapi partai-partai Islam baru itu nanti tidak membuka lahan baru, tapi muter-muter di temannya sendiri. Pemilih partai Islam itu jumlahnya tidak bertambah tapi perebutkan,” katanya.
Ulasan tulisan juga mengungkap korelasi parpol itu dengan Muhammadiyah. ”Kita ingin lihat pemilih dari Muhammadiyah itu kan sangat cair, ternyata dari survei, orang-orangnya ya itu itu juga,” jelasnya.
Pemilih muslim, kata dia, banyak juga memberikan suaranya ke partai-partai sekuler, nasionalis sekuler, nasionalis Islam atau Islam nasionalis, sehingga ini juga menjadi pertanyaan serius buat persyarikatan Muhammadiyah.
”Kalau suara orang Muhammadiyah tersebar luas, otomatis tidak bisa mencetak kursi, sehingga representasi Muhammadiyah dipertanyakan, apakah cukup terwakili dengan partai-partai sekuler yang besar-besar itu?” ujarnya. (*)
Editor Sugeng Purwanto