Strategi Khusus Mendapatkan Lailatul Qadar, Oleh Ustadzah Ain Nurwindasari.
Lailatul Qadar artinya malam kemuliaan. Pada malam itu Allah SWT menurunkan al-Qur’an, sebagaimana firman-Nya:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada malam kemuliaan” (al-Qadr: 1)
Lailatul Qadar juga disebut dengan Lailatun Mubarakah yang artinya malam yang diberkahi, sebagaimana firman Allah:
إِنَّاۤ أَنزَلۡنَـٰهُ فِی لَیۡلَةٍ مُّبَـٰرَكَةٍۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِینَ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya (al-Quran) pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan.” (ad-Dukhan: 3)
Lailatul qadar lebih baik dari pada seribu bulan, dan seluruh malaikat, termasuk malaikat Jibril turun ke bumi sehingga pada malam lailatul qadar Allah melimpahkan kesejahteraan hingga terbit fajar (al-Qadr: 3-5).
Malam ini lebih baik dari pada seribu bulan karena pahala beribadah pada satu malam itu melebihi pahala beribadah selama seribu bulan (83,33 tahun). Artinya pahala beribadah pada satu malam itu melebihi pahala beribadah terus menerus sepanjang hayat (Fatwa Ramadan, h 63).
Mayoritas mufasir berpendapat bahwa beramal shalih pada malam itu lebih baik dari pada melakukan amal kebaikan selama seribu bulan yang di dalamnya tidak terdapat Lailatul Qadar. Maka pada saat Lailatul Qadar dibagikan kebaikan yang sangat banyak yang tidak didapati yang semisalnya di seribu bulan (https://dorar.net/feqhia/2663/).
Oleh karena itulah hendaknya umat Islam menyambut berita gembira akan datangnya malam lailatul qadar ini dengan bersemangat menjemputnya di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Diriwayatkan dari ‘Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda:
تَحرُّوا لَيلةَ القَدْرِ في الوَتْر من العَشرِ الأواخِرِ من رمضانَ (رواه البخاريُّ)
“Carilah Lailatul Qadr pada tanggal-tanggal ganjil dari sepuluh akhir bulan Ramadhan.” (HR Al-Bukhari).
Strategi Khusus
Untuk bisa meraih Lailatul Qadar umat Islam perlu melakukan strategi khusus baik dari segi waktu maupun amalan yang dikerjakan.
Adapun dari segi waktu, memang tidak disebutkan secara rinci pada malam ke berapa kah Lailatul Qadar akan turun. Namun setidaknya dari hadis Rasulullah SAW di atas, memberi isyarat bahwa Lailatul Qadar turun pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan.
Hal ini diperkuat dengan adanya hadis yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id al Khudri RA, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda;
إِنِّي اعْتَكَفْتُ الْعَشْرَ الْأَوَّلَ أَلْتَمِسُ هَذِهِ اللَّيْلَةَ ثُمَّ اعْتَكَفْتُ الْعَشْرَ الْأَوْسَطَ ثُمَّ أُتِيتُ فَقِيلَ لِي إِنَّهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ فَمَنْ أَحَبَّ مِنْكُمْ أَنْ يَعْتَكِفَ فَلْيَعْتَكِفْ فَاعْتَكَفَ النَّاسُ مَعَهُ
“Saya pernah beriktikaf pada sepuluh hari pertama di bulan Ramadhan agar saya bisa mendapati Lailatul Qadar. Kemudian saya beriktikaf pada sepeluh hari pertengahan. Lantas (malaikat) datang mengabariku bahwa Lailatul Qadar itu jatuh pada sepuluh malam terakhir. Maka barang siapa diantara kalian yang ingin beri’tikaf, maka lakukanlah.’ Mendengar itu, para sahabat pun beri’tikaf bersama Rasulullah beliau.” (HR Muslim)
Oleh karena itu sebagian besar ulama menyimpulkan bahwa malam Lailatul Qadar akan turun di malam-malam sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Baca sambungan di halaman 2: Amalan yang Disyariatkan