Tahsin dan Tartil
Lely menegaskan, ini tentu bisa mengubah makna. ‘Kul‘ artinya makanlah, sedangkan ‘Qul‘ artinya katakanlah. Maka maknanya akan menjadi, “Makanlah, Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh.”
Sebelumnya, dengan semangat dan ceria khasnya, Lely menerangkan cara membaca al-Quran secara tahsin dan tartil. Kepada salah satu guru Smamda yang dia datangi secara acak, Lely melontarkan pertanyaan, “Tahsin itu apa, Pak? Apa yang panjenengan ketahui tentang tahsin?”
Sang peserta lelaki itu dengan yakin menjawab, “Bagus.” Sementara itu, peserta yang lain masih menampilkan ekspresi penasaran. Lely pun membenarkan, “Ya, tahsin itu membaguskan.”
“Asal kata ‘tahsiinan‘ adalah ‘hassana yuhassinu tahsiinan’. Artinya membaguskan, cara membuat bacaan al-Quran lebih baik. Inilah cara mencapai kesempurnaan dalam membaca al-Quran,” jelasnya.
Kemudian dia menerangkan bacaan tartil. “Tartil adalah membaca al-Quran secara pelan dengan tajwid yang baik dan benar,” ujar ibu kelahiran Gresik itu. Akhirnya, mereka praktik membaca secara tahsin dan tartil bersama-sama. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni