Empat Hikmah Potongan Ayat Puasa
Sementara mufasirin menyebutkan adanya hikmah-hikmah di balik penyebutan kata kamā kutiba ‘alallażīna min qablikum. Di antara hikmah-hikmah tersebut adalah:
Pertama, agar umat Islam memperhatikan ibadah ini dengan seksama, sebab ibadah ini jenis ibadah kuno yang telah disyariatkan sebelum umat Muhammad dan dilanjutkan pensyariatannya bagi mereka.
Fakta ini ini menunjukkan bahwa kebaikan yang terkandung di dalamnya begitu besar, dan pahala yang dijanjikan amat agung.
Kedua, disebutya puasa sebagai ibadah masyarakat zaman silam, bertujuan menghibur umat Muhammad. Yaitu agar umat Islam tidak merasa berat dalam menjalankannya, sebab sudah ada teladan dari umat terdahulu. Jadi puasa bukan hal baru bagi umat manusia. Jika umat zaman dulu mampu melaksanakannya, tentu umat umat Islam juga mampu.
Ketiga, disebutnya puasa sebagai ibadah masyarakat zaman silam adalah sebagai sumber motivasi atau penyemangat. Agar umat Islam berlomba-lomba dalam menjalankan kebaikan, menguatkan tekat dalam menjalankan kewajiban, sungguh-sungguh di dalam meraih fadhilahnya, dan sungguh-sungguh dalam menghindari pembatal-pembatalnya.
Keempat, jika diperhatikan penggal firman Allah kamā kutiba ‘alallażīna min qablikum, serta respon umat Islam terhadap kewajiban puasa dengan segala ketulusannya, kemudian dibandingkan dengan respon bani Isra’il terhadap perintah menyembelih seekor sapi yang begitu lambat dan terkesan kurang tulus, niscaya akan diketahui betapa mulianya umat Muhammad ini dibandingan dengan umat nabi-nabi zaman silam. Wallahu a’lam. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni