PWMU.CO – Ada yang Tak Nyaman dengan Pancasila yang Menomorsatukan Ketuhanan. Munculnya prasangka serta mudahnya menebar permusuhan dan rasa kebencian antarelemen bangsa yang beredar marak di media sosial, mengundang keprihatinan Prof Zainuddin Maliki, anggota DPR/MPR RI Fraksi PAN.
“Prasangka, rasa permusuhan dan kebencian itu menggerogoti akar kebangsaan. Jika negara gagal mengendalikannya jelas berpotensi melemahkan upaya kita membangun nation-state yang kuat,” ungkapnya pada acara Sosialisasi 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Lamongan, Sabtu (23/4/2022).
Menurutnya, tumbuhnya kerelaan hidup bersama masyarakat yang datang dari berbagai latar belakang suku, ras maupun agama yang berbeda adalah sebuah keniscayaan jika ingin menjadi sebuah negara bangsa yang kuat.
“Patut bersyukur para pendiri bangsa berhasil membuat sebuah kesepakatan secara nasional dengan menetapkan Pancasila sebagai ideologi negara,” ” ujar legislator asal Dapil Jatim X Lamongan-Gresik ini
“Melalui ideologi Pancasila yang telah disepakati bersama, menjadikan seluruh elemen bangsa dapat dipersatukan sehingga kita punya modal membentuk sebuah negara bangsa yang kuat,” kata dia.
Kawal Pancasila dari Dua Ekstrem
Dalam Sosialisasi 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di depan kader Partai Amanat Nasional se-Kabupaten Lamongan, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu menegaskan Pancasila harus terus dikawal. Ia mengingatkan sejauh ini masih ada kekuatan ekstrem, untuk melemahkan fungsi dan peran Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ekstrim kiri berusaha melemahkan Pancasila untuk diganti dengan ideologi Marxisme Leninisme yang menganggap agama sebagai candu. Penganut ideologi sekuler pun juga merasa tidak nyaman dengan Pancasila yang menomorsatukan dimensi Ketuhanan. Sedangkan ekstrem kanan juga ingin mengubah menjadi chauvinisme agama.
“Dengan segala cara ekstrem kiri, kanan dan kelompok sekuler itu mencoba melemahkan Pancasila, antara lain dengan cara menumbuhkan prasangka antarelemen bangsa,” ungkap Prof Zainuddin.
Di tengah ancaman kekuatan ekstrem itu, lanjutnya, maka Pancasila membutuhkan kekuatan tengah yang terkonsolidasi dengan baik, sehingga bisa menjaganya dari tarikan ekstrim kiri dan kanan. Dan sebaliknya bisa menjalin ikatan seluruh elemen bangsa dalam tarikan nafas Pancasila.
“Kalau Partai Amanat Nasional terkonsolidasi dengan baik, maka kader-kader PAN akan bisa mengawal Pancasila dengan baik, karena partai yang berdiri 23 Agustus 1998 ini merupakan kekuatan inklusif yang bisa berdiri di tengah mempertahankan Pancasila dari tarikan kiri maupun kanan,” ungkapnya.
Hadir dalam Sosialisasi 4 konsensus kehidupan berbangsa dan bernegara itu Bupati Lamongan Dr Yuhronur Efendi. Di depan pengurus DPD, DPC, dan DPRT PAN se-Kabupaten Lamongan, Bupati mengharap dukungannya untuk membangkitkan Lamongan yang karena pandemi Covid-19 baru bisa memulai melakukan pembenahan infrastruktur.
“Tetapi alhamdulillah Lamongan adalah kota pertama di Jawa Timur yang berhasi menekan pandemi Covid-19 dari level 3 menjadi level 1,” tegasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni