Jas Luhut dan Kaos Oblong Elon Musk oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan.
PWMU.CO– Kunjungan Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan menemui Elon Musk cukup menarik. Berkomentar gembira seperti halnya saat berkunjung dan bertemu Pangeran Salman dahulu yang ternyata belum jelas juga hasilnya.
Uniknya rombongan resmi para pejabat Indonesia diterima dengan santai di Giga Factory Austin Texas. Luhut dan delegasi berjas sementara Elon Musk mengenakan kaos.
Datang membawa proposal dagangan nikel untuk mobil listrik Tesla. Merayu kembali untuk berinvestasi sebagaimana dua tahun lalu, katanya Tesla siap berinvestasi mendirikan pabrik baterai lithium. Tetapi kemudian batal.
Hubungan nyambung putus ini ingin direalisasikan saat ini. Luhut Binsar Pandjaitan janji mempertemukan Presiden Jokowi dengan Elon Musk Mei depan.
Janji Luhut ini sebenarnya kurang relevan. Masa Presiden Republik Indonesia harus meminta-minta kepada seorang pengusaha. Meski Musk itu kaya tetapi kalau sampai harus mengemis-ngemis sangatlah merendahkan martabat. Dahulu juga konon Elon Musk berjanji akan berinvestasi di Ibuko Kota Negara Kalimantan akan tetapi batal pula.
Hilirisasi nikel dari baterai hingga adaptasi kendaraan listrik yang ditawarkan kepada Tesla gagal karena Tesla telah bekerja sama penambangan nikel dengan Australia Barat dan India.
India lebih serius dilirik Musk. Begitu juga dengan Thailand. Indonesia butuh ekstra kerja keras untuk mendapatkan investasi Elon Musk. Meski tidak perlu Jokowi yang didorong bertemu Musk di Amerika.
Seragam jas delegasi Indonesia terlihat kontras dengan penyambutan Elon Musk. Ia seorang diri dan hanya mengenakan kaos oblong hitam. Kaos itu berharga 377 ribu rupiah saja.
Suatu kondisi yang sebenarnya tidak berimbang. Adakah itu sindiran CEO Tesla. Jika hendak dimasukkan ke dalam hati dan wibawa negara, maka sikap Musk itu melecehkan.
Sebelumnya juga viral di media sosial video penyambutan tamu asing dengan bahasa simbolik. Adalah Putin yang menerima kedatangan dua orang diplomat Jepang. Ketika Putin keluar menemui keduanya, ia membawa seekor anjing besar peliharaan.
Presiden Rusia mengeluarkan makanan dari kantongnya lalu memberi makan anjing itu. Diplomat Jepang hanya bisa senyum tersipu. Setelah si anjing dibawa keluar, barulah mereka berbicara.
Putin membuat ‘mukadimah’ untuk mengingatkan bahwa Jepang seperti anjing tersebut. Dipelihara dan diberi makan oleh Amerika. Mengikuti bila diajak dan patuh jika disuruh keluar, asal diberi makan. Diplomasi anjing ini agaknya mengena.
Kini dalam kasus Luhut soal nikel, electric vehicle dan B20 dengan Elon Musk ada diplomasi kaos oblong. Apa maknanya?
Entahlah.
Mungkin itupun ejekan balik atas kemarahan Luhut atas deal dahulu. ”Kamu nggak bisa begitu lagi. This country is not banana republic ! This country is a great country,” cerita Luhut.
Nah jangan-jangan sambutan kaos oblong hitam itu adalah jawaban Musk. ”Yes, your country is banana republic, Sir!”
Makanya jangan dulu sesumbar Pak Luhut, faktanya bapak yang datang ke pabriknya dengan delegasi berjas dan disambut Elon Musk seorang diri yang berkaos oblong hitam, kok.
Tapi lumayanlah, produsen dalam negeri dapat segera memproduksi kaos oblong gaya Elon Musk dan menjual dengan harga yang lebih murah. Dan yang pasti, jas kemeja Pak Luhut tampaknya tidak akan laku untuk menjadi mode yang up to date. (*)
Bandung, 28 April 2022
Editor Sugeng Purwanto