Motif Kedermawanan
Orang-orang superkaya ini menjadi dermawan dengan alasannya masing-masing. Bagi Sulaiman Al-Rajhi ia tidak ingin hartanya menjadi beban di akhirat. Semakin banyak harta yang dibawa mati akan semakin berat audit akhirat yang dihadapinya. Keyakinannya itu membuatnya rela melepas semua hartanya dan siap mati sebagai orang miskin karena yakin akan adanya akhirat.
Bill Gates, Warren Buffet, dan kawan-kawannya para philantropis Barat, tentu punya keyakinan dan alasan yang berbeda dari Al-Rajhi. Mereka bukan orang-orang yang religius, tetapi punya keyakinan humanisme yang tinggi yang membuat mereka rela membagi-bagikan kekayaannya untuk amal sosial.
Pajak kekayaan yang tinggi di Eropa dan Amerika menjadikan orang-orang kaya lebih suka mendirikan yayasan amal karena lebih aman dari kejaran pajak. Negara-negara Eropa dan Amerika memperlakukan kekayaan yayasan sebagai ‘’tax deductable’’ yang hampir bebas pajak.
Kedermawanan dan philantopisme Sulaiman Al-Rajhi didasarkan pada keyakinan akhirat, sementara kedermawanan Bill Gates dan kawan-kawan didasarkan kepada keyakinan kemanusiaan dan humanisme. Mereka semua sama-sama bermanfaat untuk kemanusiaan meskipun motivasinya berbeda-beda.
Agama akan menjadi solusi bagi persoalan dunia ketika menjadi kekuatan transformatif yang mengubah manusia. Sebaliknya, jika agama tidak bisa menjadi bagian dari solusi dan malah menjadi bagian dari problem maka agama akan menjadi bahan olok-olok.
Karen Armstrong menulis dalam The Lost Art of Scripture (2021) bahwa pemahaman agama melalui kitab suci yang transformatif akan menjadikan agama sebagai kekuatan sosial yang membebaskan dan mencerahkan. Menurut Armstrong kitab-kitab suci semua agama mengajarkan kasih sayang, welas asih, dan permaafan kepada sesama manusia.
Pembacaan yang benar terhadap kitab suci akan mampu membuat seseorang bertransformasi menjadi pribadi-pribadi yang bermanfaat untuk kemanusiaan. Sulaiman Al-Rajhi menjadi manusia yang transformatif karena kekuatan al-Quran sebagai kitab suci yang diyakininya.
Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia mempunyai kekuatan transformasi yang hebat. Pembacaan yang benar terhadap semangat kitab suci akan melahirkan manusia-manusia seperti Al-Rajhi, dan Indonesia akan mengalami transformasi yang sangat mencerahkan dan membebaskan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni