Pentingnya Guru Memahami Budaya Organisasi; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Mugeb Schools butuh guru multitalen. Perubahan lintas fungsi akan terus terjadi. Kuncinya adalah komunikasi.
Demikian motivasi Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah GKB Gresik Nanang Sutedja SE MM pada forum pembinaan dan silaturahmi dengan guru SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik (Berlian School) menjelang libur Hari Raya Idul Fitri 1443, Rabu (27/4/22).
Siang itu, Nanang—panggilan akrabnya—juga mengapresiasi website sekolah (sdmgkb2.sch.id) yang menurutnya update, sehingga memudahkannya menemukan informasi tentang Berlian School. “Websitenya hidup! Saat saya cari gambar gedung Berlian School, cukup ambil di website,” ujarnya.
Kepada 49 guru yang hadir di Aula Berlian, Nanang awalnya menyapa beberapa guru senior Mugeb Schools yang bertugas di sana. Kemudian, dia menekankan pentingnya saling mengingatkan dan kolaborasi antargenerasi.
“Selalu perbarui niat sehingga tidak ada rasa enggan,” imbuhnya di hadapan para guru yang kompak memakai busana Muslim bernuansa merah itu.
Menurutnya, pembaruan program mutlak diperlukan sebagai wujud upaya mengembangkan budaya sekolah yang unggul. “Harus ada sesuatu yang baru dan kasih pengalaman hidup yang tidak bisa terulang!” tuturnya.
Adapun program-program sekolah yang mencerminkan gerakan Muhammadiyah, yakni mencerminkan program berkemajuan, menurutnya menjadi bukti sekolah telah menyambut Ramadhan dengan suka-cita.
Pendidikan Karakter
Nanang juga menekankan pentingnya pendidikan karakter dan proses pembiasaan di sekolah dasar (SD). Pelajaran penting itu dia dapatkan dari hasil merenungkan jawaban teman-temannya saat reuni. Ketika dia bertanya kapan mereka terakhir kali belajar shalat, mayoritas temannya menjawab ketika SD atau SMP.
Kemudian, Nanang mengingatkan teologi al-Insyirah. Dia percaya, ketika para guru meyakini setelah kesulitan pasti ada kemudahan, maka guru Berlian School yang cerdas mampu mencipta ruang pengembangan. Jika perlu, lanjutnya, bisa mengadopsi pelajaran dari sekolah lain.
Dia menegaskan, “Jangan terjebak rutinitas, jangan sampai ada zona nyaman!”
Masih bicara perubahan, Nanang mencontohkan perubahan kecil yang bisa guru lakukan di tempat kerja agar terhindar dari negative mental block. “Dimulai dengan mengubah posisi tempat duduk,” ujarnya.
Budaya Organisasi
Nanang juga menekankan pentingnya guru memahami budaya organisasi. Karena antarlembaga berbeda, Nanang menyatakan budaya organisasi menjadi pembeda antara organisasi satu dengan organisasi yang lain.
“Di sini budayanya santun, quick response (cepat dalam merespon), respect, dan saling mengingatkan agar tekun beribadah,” urainya.
Pemaparan siang itu pun berlanjut pada bahasan budaya organisasi. “Yaitu norma atau nilai yang dianut oleh seluruh anggota organisasi yang mempengaruhi cara bekerja, berperilaku, dan beraktivitas,” ujarnya.
Sebab, lanjutnya, budaya organisasi melibatkan seluruh filosofi, pengalaman, ekspektasi, dan seluruh nilai dalam organisasi yang menjadi ciri khas organisasi itu. Dengan begitu, kata Nanang, budaya organisasi yang unggul menjadi kebanggaan. Pada akhirnya ini juga mampu meningkatkan kepercayaan diri anggotanya.
Dengan semangat, Nanang lanjut menguraikan ciri-ciri organisasi yang memiliki budaya organisasi unggul seperti halnya Mugeb Schools. Yaitu memiliki identitas resmi, mampu memberi kejelasan status sumber daya manusia, memiliki visi dan misi, serta memiliki manajemen organisasi profesional, transparan, dan modern. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni