Tata Cara Shalat Idul Fitri
Ustadz Nazar kemudian menerangkan bagaimana tata cara shalat Id, yakni shalat Idul Fitri dan Idul Adha.
“Sekarang kita bahas tentang bagaimana shalatnya. Rakaat pertama itu 7 takbir dan ke dua 5 takbir. Itu namanya takbir zawaid. Atau takbir tambahan,” terangnya.
Nazar lalu menjelaskan langkah-langkahnya. Pertama kita takbiratul ihram. “Itu tidak dihitung. Maka hitungan (takbir zawaid) dimulai setelah takbiratul ihram,” ujarnya
Menurutnya tujuh takbir zawaid itu tanpa disertai dengan mengangkat tangan. Setelah itu baca doa Iftitah dan al-Fatihah. “Suratnya sunnahnya baca al-Ala di rakaat pertama dan surat al-Ghashiah di rakaat kedua,” jelasnya.
Kemudian Nazar menerangkan lima takbir di rakaat kedua. Takbir pertama berangkat dari sujud, iktidal, tidak masuk hitungan. “Jadi kita menambahkan lima takbir,” ujarnya.
Penanggung Jawab Media Sosial SDMM ini menambahkan fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. “Untuk takbir tujuh kali di rakaat pertama menurut Tarjih adalah takbiratul ihram sudah masuk satu hitungan takbir. Tinggal nambah enam takbir tambahan. Jadi sudah masuk satu hitungan. Tinggal nambah enam takbir. Kalian boleh pakai yang mana,” jelasnya.
Terkahir, dia menjelaskan soal khutbah Id. “Setelah shalat Id kita dengarkan khutbah. Kita harus khusyuk seperti kita mendengarkan khutbah Jumat di mana jika bicara atau ngobrolkita bisa batal ibadah shalat Id kita. Maka hati-hati,” katanya kepada anak-anak yang sibuk mencatat materi sang ustadz.
Di akhir acara Nazar mengajak semua siswa untuk mempraktikan shalat Id dengan menunjuk salah satu dari mereka menjadi imam. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni