Setahun Belajar Mengaji Al-Quran dengan Isyarat, Brian Dapatkan Bonus; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Dalam momentum pertemuan untuk mempelajari ayat-ayat-Nya yang tertulis di Kitab Suci al-Quran, justru ada banyak ayat tak tertulis yang berharga dipahami. Salah satunya, betapa upaya saling menghargai bisa menjadikan pertemuan tatap muka sore itu berlangsung lebih indah.
Kehadiran Wakil Bupati Gresik di Ngaji dan Buka Bersama Teman Tuli Gresik program Transisi Post School UPT LP ABK dengan PT Garudafood itu memang tidak disangka. Sebagai wujud penghargaan atas respon baiknya berkenan hadir, teman tuli antusias mempersembahkan ucapan penyambutan yang tulus.
Beberapa menit sebelum kedatangan Bu Min—panggilan akrab Wabup Gresik—teman tuli kompak berlatih ‘mengucap’ salam penyambutan. Tentu ini berlangsung di bawah komando penerjemah isyarat Risqi Mulyo Utomo yang spontan menyedot perhatian seisi ruangan. Berdiri di sudut ruang, dia telaten menerjemahkan keinginan teman dengar kepada teman tuli.
Tepat seperti pada proses latihan. “Selamat datang Bu Min, terima kasih,” demikian ungkapan bahasa isyarat mereka sambil kompak berdiri begitu Bu Min memasuki Aula UPT Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (LP ABK) Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik.
Menatap sambutan di sekelilingnya, sorot mata Bu Min pun memancarkan kekaguman. Barulah mereka duduk bersama, melingkar, lesehan. Dengan posisi itu, semua bisa saling memandang setara, bertukar sapa sejenak meski tanpa suara.
Kehadiran Teman Tuli Brian
Yang tak kalah indah, Brian Ananta Bryllian—sebenarnya sedang sakit perut—antusias hadir didampingi Musyarofah, mamanya. Meski usianya paling belia di antara teman tuli yang hadir, siswa kelas IV UPT SDN 73 Gresik (Sukoanyar) itu duduk tertib di barisan kedua.
Hadirnya Brian bukan tanpa tujuan. Rencana awal, Brian diajak duet dengan Kepala UPT Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik Innik Hikmatin MPdI. Bu Innik—sapaan akrabnya—bersama Brian ingin menunjukkan metode Amakasa model ekspresif-reseptif.
Tapi skenario Allah berkata lain. Ketersediaan waktu tak memungkinkan anak yang hobi membuat kerajinan tangan dan menggambar doodle itu unjuk perkembangannya membaca al-Quran isyarat di sana. Ucapan permohonan maaf Bu Innik pun terlantun pada Brian dan mamanya yang tetap ceria mengikuti hingga akhir acara.
Kata Musyarofah, kejadian itu tak menyurutkan semangat Brian untuk mengaji. Brian justru senang mengaji bersama ayahnya setelah tiba di rumah. Meski selama di rumah, biasanya Brian sering mengaji dengannya yang khatam memahami Amakasa. Mengingat, dia juga aktif konsultasi dengan Innik setiap kali menemui kesulitan.
Baca sambungan di halaman 2: Golden Ticket Amakasa