Golden Ticket Amakasa
Musyarofah justru bersyukur bisa kembali hadir di sana. Dia lantas mengenang ketika setahun yang lalu mendapat undangan ke UPT LP ABK—saat itu istilahnya masih UPT Resource Center—untuk belajar dan mengenal membaca al-Quran isyarat dengan metode Amakasa untuk kali pertama.
Dengan bimbingan dirinya dan guru pendamping, kini Brian sudah lancar membaca al-Quran dengan metode terbaru itu. Kuncinya, dia membuat alat peraga abjad isyarat Hijaiyah Amakasa dan membawa sekotak alat itu ke manapun dia mengajak Brian pergi. “Saya bawa terus, saya tanya terus ini apa, ini apa, kadang sampai dia tertidur,” imbuhnya.
Dia sangat bersyukur, ada bonus yang Brian terima usai rajin belajar membaca al-Quran dengan metode Amakasa. “Alhamdulillah setelah belajar Amakasa, suaranya keluar. Dapat golden ticket dari Amakasa!” ucapnya.
Kata Innik, metode Amakasa dengan model scaffolding, ekpresif-reseptif, dan artikulasi huruf al-Quran untuk teman tuli usia sekolah TK/SD/SMP memang masih perlu pendampingan dan pemberdayaan orangtua maupun guru.
“Kalau teman tuli dewasa tanpa pendampingan orangtua, mereka saling memberdayakan diri untuk bisa saling membantu dengan tiga model yang ada,” imbuhnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni