PWMU.CO– Setelah kesepian tiga hari di panti tanpa teman, anak yatim piatu Arya Saputra Nugraha akhirnya dijemput ayah tirinya di Panti Asuhan Muhammadiyah Kenjeran Jl. Tambak Wedi, Jumat (30/4/2022) siang.
Ivan Widiya Suseno (44), ayah tiri Arya, tergerak menjemput anak itu setelah membaca berita viral PWMU.CO yang menceritakan kisah malang anak yatim piatu ini. Anak ini tinggal sendiri di panti ketika teman-temannya dijemput keluarganya untuk merayakan Idul Fitri di rumah, Arya tak ada yang menjemput.
Ivan Widiya sekarang tinggal di Candi Sidoarjo. Tinggal bersama ibunya. Dia tahu kondisi Arya setelah membaca berita PWMU.CO yang di-forward adiknya, Hasan. Setelah membaca berita itu dia langsung mengajak Hasan ke PAM Kenjeran Surabaya.
Ivan ditemui oleh Kepala PAM Kenjeran Ustadz Wasyib Tirtanang SH MPd dan Kaur Pendidikan dan Pengasuhan Ustadz M. So’im SPdI.
Ivan menceritakan, dia sudah lama pindah dari kampung Sukolilo sejak istinya, Siti Khodijah, meninggal dunia. Dia bekerja serabutan di Sidoarjo seperti menyebarkan brosur penjualan sepeda motor. Nomor teleponnya juga sudah ganti. Dia minta maaf karena tidak konfirmasi ke panti.
Ustadz Wasyib menceritakan, Rabu (28/4/2022) lalu semua wali santri dihubungi Humas panti untuk hadir menjemput anak-anak di sini untuk merayakan liburan Idul Fitri. Semua wali santri bisa hadir. Hanya wali Arya yang tidak bisa dihubungi.
”Waktu itu ada kegiatan silaturahmi dengan pengurus panti di asrama putra Jalan Tambak Wedi Baru No 77. Kita bingung, pihak Humas melaporkan hanya satu orang yang tidak bisa dihubungi dan melacak keberadaannya,” tuturnya.
”Saya tanyakan ke pengembang dana, Ibu Rosin, yang dulu membawa Arya ke sini juga tidak tahu informasi keluarganya. Jadi kita mau menghubungi dan bertemu dengan siapa lagi,” katanya.
Pengurus lalu mengambil keputusan Arya disuruh memilih Idul Fitri ikut dengan siapa di antara pengelola panti. ”Ternyata Arya memilih ikut dengan saya. Rencananya akan saya ajak mudik ke Lamongan,” ujarnya.
”Saya merasa sedih dengan Arya.Tiga hari ini dia tinggal di panti tanpa teman-temannya. Raut mukanya juga tak seperti biasanya. Pengurus panti selalu menghiburnya termasuk anak saya, Aira,” tuturnya.
Bahkan Satpam hingga kepala urusan juga menghibur Arya. Televisi yang berada di panti tiga hari itu remotnya dipegang Arya supaya bisa menonton televisi keinginannya.
Sebelum pulang Ustadz Wasyib berpesan kepada Ivan supaya benar-benar menjaga Arya dengan baik. ”Kami di sini tidak mau mendengar terjadi apa-apa dengan Arya. Saya berpesan jaga shalatnya, puasanya, dan hafalan al-Qurannya harus dilaksanakan dengan baik,” pesannya.
Di asrama ini, sambung dia, semua santri putra dan putri sudah diarahkan dengan baik.Sehingga ketika libur di rumah bisa menerapkan apa yang dipelajari di asrama.
”Saya juga bangga dengan Arya meskipun masih duduk di kelas 1 MI Muhammadiyah 25 Surabaya selalu puasa hingga Magrib. Alhamdulillah tidak ada yang lubang puasanya sampai hari ini,” ucap Ustadz Wasyib.
Setelah kesepian tiga hari di panti, Ivan mengajak Arya pulang ke Candi Sidoarjo merayakan liburan Idul Fitri bersamanya dan neneknya. Ivan juga menceritakan, kakak Arya, Tegar, sekarang menjadi marbot masjid di Kota Kediri.
Kaur Tata Usaha Mahdalena Sintania menyampaikan, berita viral Arya itu menyentuh hati donatur yang mengirimkan bantuan ke panti sebesar Rp 1 juta. Yang Rp 500 ribu untuk Arya.
Seperti diberitakan sebelumnya, anak yatim piatu Arya asal Kota Kediri ditinggal mati ayahnya sejak kecil. Dia dibawa merantau oleh ibunya, Siti Khodijah, ke Surabaya. Di kota ini dia menikah siri dengan Ivan Widiya lalu kost di kampung Sukolilo Kenjeran. Saat melahirkan ibunya meninggal dunia. Arya yang telantar lalu dibawa ke PAM Kenjeran oleh tetangganya.
Penulis Nashiiruddin Editor Sugeng Purwanto