Penampakan Jembatan Gantung Gladak Perak yang Jadi Wisata Dadakan Pemudik; Liputan Kontributor PWMU.CO Lumajang Kuswantoro; Fundraising Lazismu.
PWMU.CO – Perjalanan mudik saya ke Desa Kaliuling, Dusun Halimo, Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang, Ahad (1/5/22) lalu sungguh sangat istimewa. Sebab, saya harus melewati pebukitan hutan Piket Nol.
Yang sangat berkesan lagi, saya harus melewati jembatan gantung Gladak Perak yang baru dibangun pascaerupsi Semeru. Bupati Lumajang Thoriqul Haq baru meresmikan jembatan gantung itu untuk akses penghubung Lumajang-Malang (23/4/22).
Meski hanya kendaraan roda dua yang bisa melintas, pengguna jalan harus bergantian melewatinya. Sistem buka-tutup diterapkan karena tidak bisa berpapasan. Ketika dari arah Lumajang dibuka untuk lewat, dari arah Malang harus berhenti. Begitu juga sebaliknya.
Jembatan gantung itu memiliki panjang kurang lebih 120 meter dengan lebar hampir dua meter. Adapun kekuatan bebannya maksimal lima ton. Akses jembatan ini hanya sementara sambil menunggu pembangunan jembatan yang baru.
Objek Wisata Dadakan
Selain menjadi penghubung Lumajang-Malang, terbukanya akses jembatan juga menjadi destinasi wisata dadakan. Para pemudik banyak yang berhenti sambil melihat hamparan pasir sisa erupsi Semeru akhir tahun lalu. Di sisi kanan-kiri jalan masih tampak rumah-rumah tertimbun pasir material Semeru.
Usai melewati suguhan pemandangan reruntuhan rumah yang tertimbun pasir, kami menyusuri jalan berkelok di lereng pegunungan Semeru. Ketika memasuki Kecamatan Pronojiwo, tampaklah pemandangan yang indah. Gunung Semeru anggun berdiri, berhias pepohonan pinus.
Di bawah lereng Gunung Semeru, juga tampak deretan rumah warga. Lengkap dengan hamparan perkebunan salak pondoh yang menambah keindahan sepanjang jalan menuju Desa Kaliuling.
Baca sambungan di halaman 2: Kebersamaan Masyarakat Halimo