Metode Pembelajaran Shalat
Tentu banyak ragam metode pembelajaran shalat. Sebanyak ragam cara pembelajaran hal-hal lain di luar shalat. Menurut para ahli, setidaknya ada lima macam metode pembelajaran shalat, terutama saat anak masih dalam usia 0-10 tahun. Empat metode tersebut meliputi keteladanan, pembiasaan, nasihat, pemantauan, dan hukuman.
Keteladanan merupakan metode pembelajaran shalat yang efektif. Metode ini sangat penting untuk diterapkan oleh orangtua atau pendidik dalam proses pembelajaran shalat. Keteladanan akan mempengaruhi anak pada kebiasaan, tingkah laku, dan sikap. Salah satu sifat dari anak usia dini adalah kecenderungan untuk meniru. Aktivitas keagamaan yang dilakukan anak-anak pada kehidupan sehari-hari merupakan hasil dari yang mereka lihat di lingkungan sekitar.
Pembiasaan adalah kegiatan yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan untuk melatih anak agar memiliki kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode pembiasaan memiliki kontribusi besar dalam pembentukan kepribadian anak, seperti emosi, disiplin, budi pekerti, kemandirian, penyesuaian diri, bahkan dalam hal bergama.
Dalam hal ini tugas orangtua adalah membiasakan anak-anaknya untuk melaksanakan shalat lima waktu sehari semalam. Dan suatu saat. Manakala anak-anak tidak melaksanakan shalat, maka ia akan merasakan ada sesuatu yang kurang dalam hidupnya. Ada hal penting yang tidak hadir dalam kegiatan sehari-harinya, yaitu shalat. Fenomena seperti ini bisa terjadi, karena shalat sudah menjadi kebiasaan sehari-harinya.
Nasihat, merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, dari kata kerja “nashaha” yang berarti “khalasha” yaitu murni serta bersih dari segala kotoran. Sehingga nasihat itu adalah kata-kata lembut yang di dalamnya terdapat keinginan tulus dan murni untuk kebaikan bagi yang dinasihati.
Nasihat perlu dilakukan, mengingat dalam jiwa manusia terdapat pembawaan untuk terpengaruhi oleh kata-kata yang didengarnya. Nasihat yang baik adalah nasihat yang sesuai dengan perkembangan jiwa anak, dan dengan kata-kata yang santun serta bagus dalam pendengaran anak. Sehingga apa yang didengar masuk kedalam jiwa anak, dan anak tergerak untuk mengamalkannya. Di antara nasehat agung, adalah nasehat agar anak-anak mengamalkan shalat.
Perhatian dan pemantauan. Selama anak melakukan aktivitasnya, seyogyanya orangtua memperhatikan dan memantau sejauh mana ia melakukannya dan sejauh mana perkembangannya. Begitu pula dengan shalat, orangtua harus memberikan perhatian dan memantau gerakan dan bacaan shalat anaknya, apakah sudah benar atau belum. Metode perhatian ini juga bisa berupa pujian dan penghargaan.
Hukuman diterapkan, jika metode teladan dan nasihat tidak mampu menggerakkan anak untuk shalat. Metode hukuman adalah tindakan tegas dan spontan, yang terukur dan edukatif, sehingga anak-anak melaksanakan kewajibannya. Dalam hal ini adalah kewajiban shalat. Wallahu a’lam. (*)
Edito Mohammad Nurfatoni