Klarifikasi Kesalahpahaman
Dalam kesempatan siang itu, Prof Syafiq A Mughni menyatakan kehadirannya di sana sebagai salah satu penasihat PWM. “Yang jarang sekali atau bahkan tidak pernah memberikan nasihat,” ujarnya. Sebab, menurutnya teman-teman di sana sudah pintar sehingga membantu meringankan tugasnya sebagai penasihat.
Dalam kesempatan itu, dia juga mengucap selamat idul fitri dan memohon maaf lahir batin. “Dan tanpa diminta maaf pun saya memberikan maaf yang seluas-luasnya,” tambahnya.
Prof Syafiq menyatakan, pernah beredar kabar Muhammadiyah mengharamkan ucapan minal aidin wal faizin dan selamat Idul Filmitri. Ucapan-ucapan serupa itu yang tidak ada di dalam sunnah.
“Padahal sesungguhnya itu adat-istiadat, kebiasaan yang saya kira cukup baik. Sehingga barangkali kita menemukan video atau narasi yang menyatakan Muhammadiyah mengharamkan itu semua, saya rasa kita perlu mengklarifikasi,” imbaunya.
“Supaya tidak ada kesalahpahaman tentang ma Muhammadiyah wama adraka ma Muhammadiyah (apa itu Muhammadiyah dan tahukah kamu apa itu Muhammadiyah),” tambahnya.
Seperti di Rumah Sendiri
Terakhir, giliran Prof Abdul Mu’ti menyampaikan tausiahnya. “Izinkan saya secara pribadi dan atas nama PP Muhammadiyah menyampaikan taqabbaalallahu minna waminkum, minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin,” ujarnya mengawali.
Bagi Abdul Mu’ti, dirinya sangat akrab dengan PWM Jatim. “Saya sangat bahagia dan seperti di rumah sendiri ketika ke PWM Jatim,” ujarnya.
Dia mengikuti perkembangan sejak kantor itu masih sederhana hingga aulanya seperti sekarang. “Termasuk perwajahan Kantor PWM mulai dari yang klasik sampai seperti kantor sultan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, dia membahas tantangan dalam bermasyarakat, bermuhammadiyah, berbangsa, dan bernegara. Bagaimana menurutnya di antara kita semakin lama semakin menghadapi ujian terhadap kerukunan dan persaudaraan yang semakin keras.
Dia berharap, “Dengan semangat Idul Fitri dan halalbihalal, bisa lebih kuat lagi ikatan persaudaraan kita dan kebersamaan kita dalam bermuhammadiyah.”
Akhirnya, pertemuan sore itu diakhiri dengan ramah-tamah. Sambil mengantre menu penutup bakso hangat, para hadirin berbincang santai. Sebagian dari mereka juga mengabadikan pertemuan itu dengan berfoto bersama. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.