PWM Jatim Sudah Lama Berhari Raya, liputan kontributor PWMU.CO Miftahul Ilmi.
PWMU.CO – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur M. Saad Ibrahim mengatakan, rahasia keberhasilan Muhammadiyah disebabkan oleh konsistensi gerakan filantropi yang dilakukan Persyarikatan.
“Gerakan Muhammadiyah ini sesuai dengan pesan Nabi, yakni Allah akan menolong hambanya ketika si hamba itu mau menolong antarsesama. Sehingga, yang dilakukan Ahmad Dahlan pertama kali adalah menyantuni anak yatim. Kemudian Muhammadiyah menjadi besar, besar, dan terus semakin besar,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam acara Halalbihalal PWM Jatim di Aula Mas Mansur Gedung Muhammadiyah Jawa Timur, Surabaya, Selasa (10/5/2022).
Untuk itu, agar dakwah Muhammadiyah semakin sukses, Saad mendorong agar organisasi ini selalu gemar memberi. Terutama berbagi pada internal Muhammadiyah di tingkat PWM hingga PRM yang masih tertinggal.
“Andai bisa diperpanjang, hari raya itu bisa sampai 11 bulan. Nah dalam konteks Muhammadiyah, PWM Jatim ini sudah berhari raya dalam jangka waktu yang panjang. Sedangkan beberapa PWM lainnya masih ada yang puasa, bahkan puasa panjang atau masih tertinggal,” ujarnya.
“Beberapa waktu lalu PWM Jatim diundang ke PWM Nusa Tenggara Barat (NTB). Kami merasa PWM di sana perjuangannya sangat berat. Kami mengapresiasi mereka karena masih harus berpuasa panjang,” sambungnya.
Berhari Raya Panjang
Sedangkan, lanjut Sa’ad, perjuangan PWM Jatim sekarang relatif lebih ringan karena sudah lama berhari raya. “Karena kita tak ikut puasa. Tapi merasakan hari raya berkepanjangan. Yang puasa adalah para assabiqunal awwalun (aktivis Muhammadiyah periode awal),” ujarnya sambil menyebut Ketua PWM Jatim terdahulu. Yakni KH Anwar Zain, KH AbdrurrahIm Nur, dan Prof Fasichul Lisan.
Saad pun berharap PWM, PDM, maupun AUM yang besar bisa membantu PWM dan PDM lain yang masih tertinggal. Dia mencontohkan PDM Lamongan yang saat ini memiliki anggaran lebih dari Rp 5 miliar, seyogyanya memberikan pertolongan kepada PDM lain yang membutuhkan.
“Tentu ada PDM, PCM, dan PRM yang masih berpuasa. Karena itu amal-amal usaha dan PDM yang besar harus mengajak mereka buka bersama,” pintanya.
Dia mengungkapkan, ada salah satu sekolah Muhammadiyah di Pacitan yang hanya mampu menggaji guru Rp 150.000 per bulan. Sedangkan ada beberapa sekolah Muhammadiyah lainnya di Jatim yang dikenal besar dan elit.
“Di Jatim itu ada 1022 sekolah Muhammadiyah. Tapi hanya 20 persen yang besar. Lainya masih membutuhkan. Nah, yang 20 persen itu harus memberikan empati pada mereka yang harus diberi. Kita ingin seluruh Muhammadiyah itu baik dan maju. Ini saya kira pekerjaan urusan ke dalam kita,” pesannya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni