PWMU.CO– Syahadat yang berbunyi laa ilaaha illallah kurang tepat apabila kalimat tersebut hanya dipahami sebagai tiada tuhan kecuali Allah.
Demikian disampaikan Drs H Najih Ihsan MAg , anggota Majelis Tabligh PWM Jawa Timur dalam kajian Halal Bihalal di SMA Muhammadiyah 2 Pucang Surabaya, Senin (10/5/2022).
Acara diadakan di Masjid Nurul Ilmi Smamda Surabaya. Dihadiri guru, karyawan, serta siswa kelas X dan kelas XI.
Menurut Ustadz Najih ihsan, makna laa ilaaha illallah jangan dipahami sebagai tiada tuhan kecuali Allah. ”Lebih tepatnya, kalimat tersebut bermakna tidak ada yang patut diibadahi kecuali Allah,” jelasnya.
Ustadz Najih menjelaskan pentingnya tauhid bagi seorang muslim dalam kehidupannya. ”Di Muhammadiyah sendiri, coba perhatikan logonya, jelas tertulis dua kalimat syahadat,” kata dia.
Cara beribadah, sambung dia, tidak lepas dari tiga cara, yaitu dengan fisik, dengan harta benda, dan dengan hati. ”Kita bersabar dalam menghadapi sesuatu, itu juga bernilai ibadah dengan hati,” terang Ustadz Najih.
Setelah menguraikan pemahaman tentang syahadat tauhid, Ustadz Najih menerangkan tentang makna syahadat rasul. Menurutnya, mencintai Nabi tidak hanya terbatas pada pemujian semata.
”Cinta kepada Nabi itu dengan menaati perintahnya dan menjauhi larangannya. Jangan lupa, beribadah sesuai yang disyariatkan oleh Nabi,” kata dai alumnus Pondok Pesantren Maskumambang Gresik ini.
Ustadz Najih juga menjelaskan pentingnya silaturahmi dalam kegiatan halal bihalal ini. Sebagaimana perintah dalam beberapa ayat al-Quran seperti an-Nisa ayat 36 yang memerintahkan untuk menyembah Allah dan mengadakan perbuatan baik pada saudara dan kerabat.
وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا وَبِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْجَارِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْجَارِ ٱلْجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلْجَنۢبِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.
Usai ceramah hadirin bersalaman saling minta maaf antara guru, siswa dan karyawan. Suasananya jadi mengharukan hingga berderai air mata. Seperti kesan Elly saat bersalaman dengan rekannya menjadi terharu sehingga menangis.
Wiritanaya Bian, siswa Smamda mengatakan, m omen Idul Fitri ini mari kita jadikan sebagai ladang pahala di mana diri ini masih memiliki kesempatan untuk bermaaf-maafan pada bapak ibu guru, orangtua kita di sekolah.
Penulis Muhammad Zarkasi, Fibrina Aquatika Editor Sugeng Purwanto