Kebahagiaan Penyintas Semeru Tempati Huntara Lazismu MDMC, liputan kontributor PWMU.CO Kabupaten Lumajang Kuswantoro.
PWMU.CO – Sepak terjang Muhammadiyah melalui Lazismu dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dalam penanganan erupsi Semeru terus dilakukan. Termasuk pembangunan hunian sementara (huntara) bagi penyintas.
Tim Lazismu Lumajang bersama PWMU.CO pada
Kamis (12/5/2022) berkunjung ke warga penyintas yang sudah menempati huntara yang bertempat di Desa Sumbermujur Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang.
Penanggung jawab pembagunan Huntara milik Muhammadiyah sekaligus Shelter Spesialist MDMC Priyo AS mengatakan pembangunan Huntara tahap satu pasca Awan Panas Guguran (APG) Semeru di akhir tahun 2021 telah selesai dibangun.
“Muhammadiyah di tahap pertama ini menyediakan 40 hunian dari rencana 200 hunian. Sehingga kita masih memiliki 140 hunian yang akan diselesaikan di tahap berikutnya. Dukungan warga Muhammadiyah dan warga masyarakat Jatim pada umumnya sehingga kami bisa mempercepat pembangunan huntara yang aman dan nyaman bagi penyintas,” ungkapnya.
20 Huntara Diserahterimakan
Menurutnya salah satu pendukung utama pada tahap satu ini adalah sumbangan dari dari kawan-kawan pengusaha SPBU yang tergabung dalam Hiswana Migas yang dikelola oleh Lazismu. Jumlahnya sebanyak 23 hunian dan sisanya dari donatur yang yang tersebar dari penjuru Jatim.
“Dari 40 hunian yang telah selesai dikerjakan, 20 diantaranya per awal Mei 2022 ini telah diserahterimakan kepada warga yang berasal dari Kajar Kuning dan Curah Kobokan Kecamatan Candipuro. Selama proses pembangunan ini penyintas kita libatkan dengan kontribusi melalui pembuatan batako. Batako tersebut digunakan sebagai dinding dasar pembangunan huntara. Sehingga proses pemberdayaan serta pendayagunaan bagi penyintas berjalan sesuai yang kita harapkan,” paparnya.
Dia menambahkan kegiatan pembangunan huntara ini adalah pengalaman pertama bagi banyak ormas atau NGO yang terlibat. Dimana huntara dan huntap (hunian tetap) dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Konsep yang awalnya adalah rumah tumbuh akhirnya menjadi rumah pendamping atau hunian pelengkap bagi bangunan huntap.
“Keterlibatan relawan Muhammadiyah dalam proses pembangunan tidak hanya berasal dari Kabupaten Lumajang, tetapi juga dari luar daerah bahkan dari luar provinsi. Misalnya dari Kabupaten Sukoharjo Jateng yang menurunkan tiga tim secara bergantian dan juga relawan dari Pacitan,” jelasnya.
Target tahap kedua ini akan dimulai setelah seluruh proses serah terima selesai. Muhammadiyah akan melanjutkan di Blok I dan Blok J. Serta menambah bangunan di atas lahan fasilitas umum (fasum). Di kompleks fasum ini rencanaya akan berisi bangunan ibadah, pendidikan, sosial seta ekonomi. Diharapkan pertengahan Juni 2022 akan mulai, sembari menunggu kesiapan lahan seluas tiga ribu meter persegi,” tambahnya.
Akhir Ramadhan Tempati Huntara
Sementara itu ungkapan bahagia dan rasa syukur disampaikan oleh salah satu warga Kajar Kuning Sidik. Waktu kejadian meletusnya Gunung Semeru rumahnya hancur tertimbin material abu vulkanik.
“Saya bekerja sebagai penambang pasir. Waktu itu kami lari untuk menyelamatkan diri, yang saya bawa hanya baju yang saya pakai saja. Harta benda semua sudah tertimbun oleh material vulkanik tidak bisa terselamatkan. Tapi alhamdulilah nyawa saya dan keluarga masih selamat. Masalah harta masih bisa dicari lagi,” ungkapnya sambil meneteskan air mata.
Sidik sempat berpindah-pindah waktu di pengungsian. Dan akhirya dia sekeluarga menetap di tenda pengungsian selama lima bulan. Ketika akhir ramadhan, Sidik menjadi salah satu keluarga yang mendapatkan jatah untuk menempati rumah baru yang dibangun oleh pemerintah dan Lazismu.
“Terima kasih banyak para donatur yang telah membantu kami. Mudah-mudahan ini menjadi ladang pahala dan mohon doanya mudah-mudahan dengan rumah baru ini, kami bisa segera bangkit dari segi ekonomi serta dari trauma yang selama ini kami rasakan,” harapnya.
Pindah Barang Saat Takbir Idul Fitri
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu warga Curah Kobokan Slamet Efendi ketika awal menempati rumah baru. Kebetulan waktu menempati sehari sebelum Idul Fitri 1443 H. Dia menyampaikan waktu takbir berkumandang, dirinya dan keluarga masih sibuk memindakan barang dari tempat pengungsian ke rumah baru.
“Rasa hati ini berkecamuk ketika suara takbir berkumandang. Kok koyo ngene nasibku (Kok seperti ini nasib saya),” kata Slamet ketika ditemui oleh tim Lazismu Lumajang di rumah barunya.
“Alhamdulilah Pak, saya dan keluarga berangsur bangkit untuk membenahi ekonomi kami. Ini saya juga mulai jualan pracangan dan membenahi lahan pertanian kami,” terangnya. (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.